Senin 21 Aug 2017 16:16 WIB

Cerita Luhut Soal Gibran Tolak Terlibat Proyek Pemerintah

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan) didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (kedua kanan) serta tim dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo memberikan keterangan pers mengenai kelahiran cucu pertama keluarga Presiden
Foto: Antara/Maulana Surya
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan) didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (kedua kanan) serta tim dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo memberikan keterangan pers mengenai kelahiran cucu pertama keluarga Presiden

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap keengganan putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka untuk terlibat dalam proyek-proyek pemerintah. Pada bulan Ramadhan lalu, Luhut yang hadir dalam acara buka puasa dengan Presiden Jokowi, mengaku sempat bertemu Gibran dan menawarinya membantu suplai makanan katering untuk proyek-proyek penambangan dan pengolahan minyak lepas pantai.

"Oh tidak makasih Om, saya tidak mau berbisnis dengan pemerintah," ujar Luhut menirukan ucapan Gibran saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Diaspora Indonesia ke-4 (IDN-4 Global Summit) di Jakarta, Senin (21/8).

Alih-alih tertarik dengan tawaran Luhut, Gibran justru menceritakan bisnis kulinernya yang semakin berkembang, termasuk Martabak Kota Barat (Markobar) yang telah memiliki 21 gerai di 13 kota besar Tanah Air. Bahkan, Presiden Jokowi menceritakan Gibran sudah menolak tawaran-tawaran katering untuk acara pemerintah sejak dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Pengakuan tersebut, menurut Luhut, menunjukkan bahwa Presiden Jokowi dan keluarganya terbiasa hidup jujur, bersih, dan sederhana. Saat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM selama dua bulan, Luhut juga mengatakan, tidak melihat sedikit pun keterlibatan Presiden Jokowi ataupun keluarganya dalam proyek-proyek energi dan sumber daya mineral.

"Jadi kita mau cari manusia seperti apa lagi? Presiden kita ini sudah berani, tegas, dan mau mendengar terhadap berbagai masukan. Dia juga berani memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab atas keputusannya," ujar Luhut.

Prinsip transparansi, profesionalitas, dan kerja keras itulah yang menurut Luhut membawa perubahan bagi Indonesia semenjak pemerintahan Jokowi.

Bukan hanya pemerataan pembangunan di berbagai daerah di Tanah Air dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat hingga lebih dari 5 persen. Namun, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah juga semakin bertambah. "Negeri ini kaya, dengan mekanisme pemerintahan yang semakin baik dan aset luar biasa termasuk dari diaspora Indonesia, saya yakin sinergi ini akan membantu Indonesia berkembang lebih baik lagi," tutur Luhut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement