REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dua tokoh dan kader Partai Golkar Jabar ini, menolak sebagai sosok alternatif yang akan dicalonkan mendampingi calon gubernur Ridwan Kamil. Kedua tokoh ini, sebelumnya disebut-sebut oleh koordinator pemenangan pemilu Partai Golkar Wilayah II Jabar-Sumatra, Nusron Wahid, bisa mendampingi RK sebagai calon wakil gubernur pada Pilgub Jabar 2018.
Kedua tokoh ini, yakni Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Keduanya, merupakan kader Golkar Jabar.
Akan tetapi, pernyataan Nusron Wahid ini, dibantah keras oleh Rahmat Effendi. Walikota Bekasi ini, tak tertarik mengikuti konteslasi politik lima tahunan di tingkat provinsi tersebut. Pasalnya, yang bersangkutan masih fokus pada membangun konsolidasi untuk persiapan menghadapi Pilkada Bekasi, yang waktunya berbarengan dengan Pilgub Jabar itu.
"Kami ini kan sedang fokus untuk mengikuti pemilihan Walikota Bekasi, jadi sekarang sedang sibuk-sibuknya komunikasi lintas partai untuk koalisi," ujarnya, saat dikonfirmasi sejumlah media melalui sambungan teleponnya, Ahad (20/8) malam.
Selain itu, sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, Rahmat secara tegas menyatakan jajarannya solid mendukung Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023. Dia menilai, Dedi Mulyadi merupakan kader terbaik di Jabar. Makanya, kader lainnya sangat mendukung jika Bupati Purwakarta ini maju mencalonkan.
Senada dengan Rahmat Effendi, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, juga menolak keras bila namanya disangkut pautkan menjadi alternatif mendampingi calon gubernur dari Partai Nasdem, Ridwan Kamil. Mengingat, saat ini Neneng sedang fokus menjalankan visi misi, sebagai bupati baru periode 2017-2022.
"Saya lagi fokus bekerja membangun Kabupaten Bekasi. Siapa memangnya yang mau mencalonkan diri di Pilgub Jabar?," ujar Neneng.