REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihantono mengungkapkan jika separuh pengguna kendaraan pribadi tersebut beralih ke angkutan umum maka akan berdampak positif untuk mengurai kemacetan. "Dengan asumsi misal diperkirakan ada 3.300 orang yang beralih ke angkutan umum," kata dia, Ahad (20/8).
Dia mengatakan jika 3.300 pengguna mobil pribadi beralih ke angkutan umum akan berdampak luar biasa. Bambang yakin lalu lintas di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek akan lebih baik.
Jika sistem tersebut nantinya diterapkan, Bambang mengatakan perlu disediakan angkutan umum yang memadai dan tempat parkir di sekitar wilayah pintu tol Bekasi Barat. Beberapa di antaranya di Mega Bekasi, Mall Metropolitan, Summarecon Bekasi, dan Stadion Patriot.
Saat ini, Bambang mengatakan, BPJT masih terus mengkaji untuk penerapan sistem ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek. Dia mengatakan solusi tersebut menjadi salah satu usulan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek.
BPTJ perlu melakukan rekayasa lalu lintas agar lalu lintas lebih baik dengan salah satunya akan menerapkan sistem ganjil genap. Terlebih, ia menilai tingginya kendaraan pribadi yang masuk ke ruas tol Jakarta-Cikampek semakin meningkat, khususnya dari Bekasi yang perlu mendapatkan penanganan serius.
Dia menjelaskan saat ini masih mengkaji sistem ganjil genap sesuai tanggal saat diberlakukan, baik yang menuju Jakarta atau Bekasi. Khusus Bekasi, Bambang memastikan nantinya ganjil genap akan berlaku di pintu masuk tol Bekasi Barat pada pagi hari mulai pukul 06.00 sampai 09.00 WIB.
Setelah melakukan pengkajian, Bambang mengungkapkan rencananya akan menerapkan beberapa strategi di ruas tol tersebut. "Konsep penerapan jalur khusus angkutan umum di ruas jalan tol Bekasi Barat-Semanggi, re-routing angkutan barang, dan penerapan ganjil genap di akses masuk tol Bekasi Barat," kata Bambang.
Terkait strategi pemberian prioritas angkutan umum di jalan tol Jakarta-Cikampek telah dilakukan uji coba rute khusus bus Transjabodetabek. Bus tersebut memiliki rute dari Summerecon menuju Bundaran HI.
Alasan mengambil asal perjalanan dari Bekasi Barat, kata Bambang, dikarenakan akses tol di lokasi tersebut padat hingga mencapai 4.397 unit kendaraan pribadi hanya dalam waktu tiga jam dari pukul 05.00 sampai 08.00 WIB. "Dari hitung-hitungan kami, untuk antisipasi perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum, disediakan kira-kira 66 unit bus kelas premium," ujar Bambang.
Bambang mengatakan pembatasan yang sedang dikaji tersebut nantinya bersifat sementara. "Bila situasi kemacetan telah terurai dengan sendirinya karena pembangunan infrastruktur transportasi telah selesai, aturan bisa dicabut kembali. Masyarakat Bekasi kan jadinya sudah punya banyak alternatif," kata dia.
Bambang tidak memungkiri kondisi lalu lintas di ruas tol tersebut memang sudah parah. "Kemacetan pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek telah mencapai titik yang serius dan perlu segera mendapat solusi untuk mengatasinya," kata Bambang.
Untuk itu, dia menegaskan pihak BPTJ juga berupaya untuk memilih cara yang paling tepat demi memberi hasil yang optimal. Meski memang, kata Bambang, solusi tersebut bisa menimbulkan perubahan kebiasaan orang dalam bertransportasi.
Dia menjelaskan ada beberapa penyebab yang memunculkan rencana penerapan ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek. "Saat ini ada pembangunan elevated tol road, kereta api cepat, dan LRT (light rail transit) yang dilaksanakan bersamaan," tutur Bambang.
Selain itu, banyak kendaraan angkutan barang yang melaju di bawah ketentuan kecepatan batas minimal di jalan tol. Hal tersebut, menurut dia, juga menambah berat beban kemacetan di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek.