REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pernyataan koordinator bidang pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid, menuai kontroversi di kalangan kader Golkar Jabar. 'Nyanyian' Nusron tersebut, ditenggarai telah melukai perasaan para kader.
Wakil Ketua Bidang Komunikasi DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka, Endin Saepudin, mengatakan, Nusron Wahid sering memberikan pernyataan yang kontraproduktif.
Seperti saat ini, Golkar masih membuka pintu untuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, pada Pilgub 2018 mendatang. Jelas, pernyataan kepala BNP2TKI itu sangat melukai kader Golkar Jabar.
"Kita merasa tersinggung, jelas-jelas Golkar sudah memberikan rekomendasi untuk Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju di Pilgub Jabar," ujar Endin, saat berkunjung ke Purwakarta, Sabtu (19/8).
Tak hanya soal Ridwan Kamil, lanjut Endin, pernyataan kontroversial Nusron lainnya terkait dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah dan anggota DPR RI Daniel Muttaqien, yang digadang-gadang akan dijadikan calon mendampingi RK.
Endin menilai, sangat tak beralasan Nusron memberikan ruang bagi nonkader untuk diusung Golkar. "Tolong jangan membuat gaduh dengan melempar pernyataan yang kontraproduktif," ujar Endin.
Menurut Endin, Nusron tak perlu ikut campur soal Pilgub Jabar. Serahkan saja, pilkada ini pada kepengurusan Golkar Jabar. Sebab, sebagai ketua pemenangan pemilu wilayah Jawa-Sumatera, dia akan gagal fokus bila hanya mengurusi Pilgub Jabar saja.
Berdasarkan pengamatan dirinya selama ini, Endin menilai bahwa Partai Golkar memiliki mekanisme internal yang harus dijalani oleh siapapun. Termasuk, kader yang akan dimajukan untuk bertarung dalam konteslasi politik. Satu-satunya kader yang menjalani seluruh rangkaian proses tersebut, yakni Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.