REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, polisi terus melakukan pemeriksaan untuk mengungkap kasus mutilasi seorang nenek di Tangerang Selatan pada Ahad (13/8), lalu. Hingga kini, polisi telah mengumpulkan saksi-saksi untuk mengembangkan kasus mutilasi nenek 73 tahun bernama Elih itu.
"Kami masih lakukan penyelidikan. Mengumpulkan saksi-saksi, sudah diperiksa 15 orang lebih," ujar Argo di Balai Pertemuan Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/8).
Namun, polisi belum mengantongi identitas pelaku mutilasi tersebut. Sehingga motif pembacokan berujung mutilasi itu juga belum diketahui. "Nanti kalau setelah pelaku tertangkap kami bisa dalami motifnya," kata dia.
Dari pihak keluarga sendiri, berdasarkan pemeriksaan polisi menyatakan nenek tersebut tidak memiliki masalah dengan siapapun. Keluarga menyatakan, tidak terjadi masalah di dalam internal keluarga korban.
"Dari pihak keluarga juga merasa nenek itu tidak punya musuh, harta juga tidak ada, permasalahan warisan tidak ada, ribut dengan ini juga gak ada," jelas Argo.
Seperti diketahui, nenek Elih ditemukan tewas di sebuah posko ormas Pemuda Pancasila (PP). Namun belum diketahui adanya keterlibatan anggota PP dalam mutilasi tersebut. Selain itu, pisau atau alat yang digunakan untuk mutilasi si nenek juga belum ditemukan polisi. "Dia (nenek) tunawisma yang suka jalan. Kami juga tidak bisa menduga-duga apa pelaku satu atau dua," pungkas dia.
Elih ditemukan bersimbah darah di pos Ormas Pemuda Pancasila Jalan Lengkong Karya RT 06/02 Lengkong Karya, Serut, Tangerang Selatan, Ahad (13/8). Di tubuh wanita 73 tahun itu dipenuhi luka bacok. Bahkan, tangan kanannya putus disertai sejumlah luka hampir putus di bagian tubuh lainnya.