Kamis 17 Aug 2017 21:02 WIB

Ruth Akui Tugas Membawa Baki Bendera Sangat Berat

  Presiden Joko Widodo menerima bendera pusaka merah putih dari anggota Paskibraka Ruth Cheliine Eglesya Purba pada Upacara Hari Kemerdekaan ke-72 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8). P
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo menerima bendera pusaka merah putih dari anggota Paskibraka Ruth Cheliine Eglesya Purba pada Upacara Hari Kemerdekaan ke-72 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8). P

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruth Cheline Eglesya Purba anggota Tim Merah Paskibraka 2017 mengakui bahwa mendapatkan tugas sebagai pembawa baki bendera Merah Putih di Istana Merdeka merupakan hal yang sangat berat. "Sampai menjadi pembawa baki penurunan itu sangat berat," kata siswi SMA Negeri 2 Binjai, Sumatera Utara itu setelah selesai menjalankan tugas penurunan bendera di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/8).

Hal paling berat, menurut dia terutama pada saat menjalani latihan-latihan intensif selama tiga pekan penuh. Selama itu pula, dipilih secara bergiliran beberapa anggota tim putri untuk membawa baki termasuk dirinya. "Terutama dalam latihan-latihan, kami selama tiga minggu itu dilatih terus dan dipilih dari beberapa putrinya yang latihan terus membawa baki dan tadi sore sebelum penurunan, di situlah ditentukan siapa pembawa bakinya," kata putri dari pasangan Nelson Purba dan Lisbet Herta S Pandiangan itu.

Salah satu putri terbaik Sumut yang memiliki hobi berolahraga tersebut mengaku mengalami begitu banyak suka duka selama masa karantina, hingga kemudian terpilih sebagai petugas pembawa baki saat upacara penurunan bendera. "Tapi kami tetap bertekad dan berusaha sehingga pada hari ini kami bisa memberikan yang terbaik pada diri kami," katanya.

Ruth mengatakan secara umum selama menjalankan tugasnya itu tidak mengalami banyak kendala. "Tidak ada kendala. Karena kami sudah berusaha dan adanya percaya diri, berserah kepada Tuhan," katanya.

Bagi dia, menjadi anggota Paskibraka sangat menyenangkan meskipun ada rasa gugup saat memulai menjalankan tugas penting.  Tetapi dengan tetap menjaga tekad berusaha memberikan yang terbaik dan percaya diri menjadi kunci keberhasilan utama.

Orang tua Ruth bahkan secara khusus hadir dalam acara itu dan sempat mengacungkan jempolnya pada Ruth. "Tadi baru Papa doang. Papa cuma ngacungkan jempol. Karena tadi dalam perjalanan, jadi enggak bisa bercerita panjang dan Papa hanya kasih jempol doang. Mama ada," katanya.

Kunci suksesnya yang lain yakni fokus pada hitungan dan gerakan serta tidak memikirkan hal lain. "Pesan dari mama papa, pertama jaga kesehatan, tetap percaya diri dan berserah kepada Tuhan. Pikirannya sih fokus pada hitungan dan gerakan. Enggak ada pikiran lain. Sebab kalau pikiran bercabang-cabang malah tidak fokus terhadap apa yang dilakukan," kata Ruth.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement