REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melanjutkan komitmennya mendukung Kementerian BUMN Republik Indonesia dalam merealisasikan program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) yaitu program pertukaran pelajar.
Selama delapan hari, Pelajar asal DIY dan Sumatera Barat difasilitasi BNI bekerja sama dengan Primissima di DIY serta 3 BUMN lainnya yaitu Jasindo, Pindad, dan ASDP di Sumatera Barat saling bertukar tempat untuk mengenali keragaman budaya dan kekayaan alam yang dimiliki masing-masing daerah.
Di hari keempat pelaksanaannya atau pekan lalu, BNI mengajak para peserta SMN asal Sumatera Barat ke Rumah Kreatif BUMN (RKB) Sleman.
Arif Suwasono selaku Pemimpin BNI Wilayah Yogyakarta menuturkan RKB Sleman merupakan sebuah wadah hasil kerja sama BNI dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman yang dibangun untuk memecahkan masalah-masalah UMKM melalui pelatihan dan pendampingan agar hasil olahan dan kerajinan UMKM Sleman dan sekitarnya bisa dipasarkan hingga skala internasional.
"Yang kami bangun adalah produk dan orangnya. Produk diperbaiki kualitasnya agar siap jual, sedangkan sumber daya manusianya kami latih agar berbudaya, karena tercatat sekitar 80 persen pengrajin di sekitar Sleman belum akrab dengan pemasaran digital. Selama ini mayoritas dari mereka masih mengandalkan penjualan secara konvensional. Sejak beroperasi, beragam pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah diedukasi untuk merambah penjualan internasional secara digital. Mulai dari batik, kerajian dan benda seni khas Sleman hingga kuliner khas serta salak yang merupakan produk unggulan daerah ini,” kata Arif dalam keterangan pers kepada Republika, Selasa (15/8).
Selain mengunjungi RKB Sleman, para peserta juga diajak untuk berwisata sejarah ke Kraton Yogyakarta, Istana Presiden Gedung Agung, Benteng Vredeburg serta berlatih di sanggar tari Pujokusuman. Di Kraton Yogyakarta, selain berkeliling melihat arsitektur khas di dalam tembok istana, mereka juga mendapat penjelasan tentang keberadaan kraton lengkap beserta sejarahnya.
Sedangkan di Gedung Agung, mereka mendapat penjelasan tentang fungsi istana yang menjadi tempat tinggal Presiden Republik Indonesia jika sedang berada di Yogyakarta. Mereka juga diajak berkeliling ke sejumlah ruangan bersejarah di gedung ini serta melihat berbagai koleksi lukisan dari para maestro lukis Indonesia yang karyanya dipajang di Gedung Agung. Sedangkan saat berada di Benteng Vredeburg yang berseberangan dengan Gedung Agung, para peserta berkeliling ke bangunan bergaya kolonial tersebut.