Jumat 11 Aug 2017 07:55 WIB

Bambooland, Pusat Pengembangan Potensi Bambu di Sleman

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
 Bambooland di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Bambooland di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bambooland di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem baru saja diresmikan. Peresmian dilakukan Bupati Sleman bersama Perwakilan Pemprov DIY, Sekretariat Negara, Dubes Australia, Rektor UIN Sunan Ampel dan Rektor Universitas Islam Indonesia.

Ketua Program Bambooland, Faruq Haqi menuturkan, Bambooland merupakan semangat dan bentuk pemuliaan tanaman bambu Indonesia dan produk turunannya. Itu dilakukan melalui penguatan dan pendampingan masyarakat pemanfaatan yang beradab dan lestari.

Ia menilai, Babooland di Purwobinangun jadi wahana mengembangkan potensi bambu yang ada di dusun Ngepring. Program Bambooland di Dusun Ngepring sendiri merupakan satu dari 25 proposal yang didanai Pemerintah Australia, sisihkan 267 proposal yang masuk.

Faruq menambahkan, ketertarikan pengembangan program Bambooland di Sleman lantaran Sleman miliki kurang lebih 11 jenis bambu. Antusias warga setempat untuk mendapatkan pelatihan pun cukup tinggi, terlihat dari banyaknya pendaftaran yang lebihi target.

"Program ini mencakup pembibitan, penanaman dan produksi berupa kerajinan kerai, besek furnitur dan interior," kata Faruq, Kamis (10/8).

Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyampaikan apresiasi terpilihnya Sleman menjadi pusat pengembangan bambu. Lewat SK Bupati Sleman No.306/Kep.KDH/A/2013, Pemkab Sleman telah melakukan upaya jadikan bambu sebagai komoditas unggulan, mengingat potensinya yang masih terbuka lebar.

"Dari segi ekonomis bambu merupakan tanaman yang mudah dan murah ditanam dan bisa diolah jadi berbagai kerajinan bernilai tinggi, dari segi ekologi, bambu berperan penting konservasi air dan lahan di koridor sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement