REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengingatkan para guru menjaga hubungan baik dengan anak didiknya. Selain itu, Bima meminta para guru tidak membuat kesalahan yang dapat menimbulkan trauma bagi anak di masa depan.
"Interaksi antara guru dan murid sangat penting dalam dunia pendidikan, jangan salah dengan hubungan ini. Sekali salah akan membuat trauma yang berpengaruh bagi masa depannya," kata Bima dalam sosialisasi 'Stop bullying di sekolah menuju Kota Bogor Layak Anak' di Bogor, Senin (7/8).
Bima menceritakan peristiwa traumatik yang pernah dialaminya saat duduk bangku SMP. Ia menjadi korban perundungan secara fisik maupun verbal. Kejadian tersebut terjadi di luar Kota Bogor, saat ia pindah sekolah ke Medan karena ikut bapaknya yang seorang polisi untuk pindah tugas.
Menurutnya, perbedaan budaya di daerah tersebut membuat dirinya harus beradaptasi. Kebiasaan di sekolah apabila menguap saat upacara, kaki akan ditendang oleh kakak kelas, atau terlambat akan ditampar.
Satu peristiwa yang masih menimbulkan trauma adalah saat dirinya salah menuliskan huruf S dalam salah satu mata pelajaran. Saat itu guru menjambak kepalanya dan mendorongnya ke meja dan lantas menghujaninya dengan cacian dan makian.
"Sudah di-bully secara fisik, secara verbal juga, dan sampai sekarang traumanya masih ada," katanya.
Karena kejadian tersebut, ia memutuskan berhenti dari sekolah tersebut dan kembali bersekolah di Kota Bogor. Selama di SMP ia bertemu dengan guru-guru yang menginspirasi dan membangkitnya dirinya untuk meraih cita-cita.
"Hubungan guru dan murid sangat penting, salah sedikit bisa berpengaruh bagi masa depan anak, jadi jangan main-main dengan murid karena sangat memengaruhi kejiwaan murid," kata Bima.
Bima mengatakan Pemerintah Kota Bogor konsisten dan fokus menjadi kota layak anak dan ramah anak dengan membangun infrastruktur, sarana dan prasarana serta budaya. Ia juga meminta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bogor untuk berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan cepat bereaksi apabila ada kasus.
"Kita jangan main-main dengan perkara yang melibatkan anak karena merusak masa depan anak dosanya luar biasa," katanya.
Bima menambahkan, untuk menjadi guru yang baik, kunci yang harus dimiliki semangat, fokus, bekerja dengan sepenuh hati serta ikhlas. Dinas Pendidikan bekerja sama dengan KPAI menyosialisasikan 'stop bullying' di sekolah menuju Kota Layak Anak yang diikuti ratusan guru dari 400 SD dan SMP, belasan SMA, SMK, dan TK.