Selasa 08 Aug 2017 06:16 WIB

Bangun Maluku dengan Potensi Lokal Daerah

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Budi Raharjo
Dirut BRI Asmawi Syam dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen (TNI) Doni Monardo saat meninjau lokasi pelatihan budi daya ikan laut di Ambon, Maluku.
Foto: Humas BRI
Dirut BRI Asmawi Syam dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen (TNI) Doni Monardo saat meninjau lokasi pelatihan budi daya ikan laut di Ambon, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Setelah tiba di Kota Ambon, Mayjen TNI Doni monardo begitu terkesima dengan keindahan dan potensi wilayah Maluku yang menyimpan kekayaan alam di darat maupun di laut yang begitu besar. Di zamannya, Maluku sudah terkenal dengan cengkeh dan palanya yang menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa.

Wasekjen Masyarakat Perikanan Nusantara, Amrullah Usemahu, memaparkan kekayaan di laut juga tak kalah potensialnya. Seperti Laut Banda, ini pernah dieksploitasi oleh nelayan tuna Jepang (Banda sea Agreament), dan Laut Banda sampai saat ini menjadi daerah breading, nursery, feeding dan fishing ground-nya yellowfin Tuna.

"Untuk sektor kelautan dan perikanan secara nasional, Provinsi Maluku memiliki peran penting dan strategis. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan potensi perikanan tangkap Indonesia sebesar 27 persen (3,5 juta ton) berada pada wilayah perairan Provinsi Maluku," jelas Amrullah dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/8).

Potensi perikanan tangkap nasional, lebih lanjut dikatakan dia, sesuai data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 mencapai 12,5 juta ton. Maluku terdapat tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang sangat potensial berada pada Perairan Laut Maluku, yakni Laut Banda, Laut Seram dan Arafura.

Disisi lain, untuk pemanfaatan potensi pertanian, perkebunan dan peternakan masih memiliki peluang dalam meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja baru di Maluku. Ada dua pulau besar yakni Pulau Seram dan Pulau Buru yang memiliki lahan pertanian dengan potensial selain pulau-pulau lainnya.

Amrullah mengatakan kekayaan alam yang begitu besar harus diimbangi pengelolaannya dengan kondisi kearifan lokal dan budaya masyarakat Maluku yang variatif. Kejayaan masa lalu sebagai lumbung rempah dan lumbung ikan tuna dunia, harusnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

"Melalui pendekatan ekonomi dengan memanfaatkan kondisi geografis wilayah daratan (92,4 persen) dan lautan (7,6 persen) Maluku yang begitu potensial melalui sektor perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan," jelas Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia itu.

Tanpa menunggu waktu lama, Pandam Doni segera bertindah. Setelah melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Maluku dan Maluku Utara, Amrullah mengungkapkan, Pangdam Doni kemudian membuat program pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan.

Muncullak program Emas Biru dan Emas Hijau. Program Emas Biru meliputi kegiatan di sektor kelautan dan perikanan, dan Program Emas Hijau meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan.

Pada 10-21 September 2015, dimulailah pelatihan budi daya kelautan pertanian dan kehutanan. Kegiatan ini bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk yang diikuti 100 orang peserta dari unsur masyarakat, pemuda, TNI dan Polri.

Pada 20 Oktober-4 November 2015, dilakukan pelatihan tahap kedua bekerja sama dengan Jamkrindo yang diikuti 150 orang peserta perwakilan masyarakat dari Maluku dan Maluku utara. "Ini awal mulanya kegiatan program Emas Biru dan Emas Hijau terus digalakkan sebagai salah satu bentuk konstribusi TNI melalui Kodam XVI Pattimura," kata Amrullah.

Dua program itu bertujuan, membantu pemerintah daerah memberdayakan masyarakat, guna menekan angka kemiskinan dan pengganguran. Serta untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, serta membuka lapangan kerja yang nantinya akan berefek pada naiknya tingkat kesejahteraan, dan berbanding lurus dengan keamanan wilayah.

Karena jika seseorang lapar akan menjadi marah (hungry man become angry man). Jika ini bisa diminimalisir maka kesenjangan sosial antarwilayah dapat diatasi dan akan bedampak positif bagi kerukunan, keamanan dan kedamaian Maluku ke depan.

"Sejak program ini digulirkan, sudah banyak pejabat negara yang berkunjung ke Ambon dan melihat areal Pengembangan Program Emas Biru dan Emas Hijau, di antaranya Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan beberapa menteri lainnya," ujar Amrullah.

Jika program ini dilakukan secara terarah, terpadu dan berkelanjutan, Amrullah memastikan Maluku akan keluar dari zona kemiskinan. Karena sampai saat ini Maluku masih berada pada posisi urutan keempat provinsi termiskin di Indonesia.

Banyak pihak yang terus memberikan apresiasi positif terhadap implementasi program tersebut. Selain dengan BRI dan Jamkrindo, tetapi lewat BNI, Pertamina, Telkomsel dan Perseroan Terbatas lainnya yang di bawah naungan kementerian BUMN. Perusahaan pelat merah ini turut membantu program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Kodam XVI Pattiimura.

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kodam XVI/Pattimura melalui pemasangan Keramba Jaring Apung yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir di berbagai tempat. Sebut saja, sekitar Pulau Ambon dan Pulau Seram yang terdata sekitar 160 petak keramba.

Ada juga Keramba Tancap dan juga keramba teluk pada Pulau Lifmatola, Kepulauan Sanana. "Untuk benih yang sudah disalurkan sebanyak 58.980 ekor dari berbagai jenis ikan kerapu, ikan kakap dan ikan bubara.

Untuk kegiatan Emas Hijau, Kegiatan yang dilaksanakan dengan pembibitan berbagai jenis pohon di antaranya pohon keras sebanyak 13.404, buah-buahan 19.491, rempah-rempah 14.669. "Selain itu untuk peternakan ada 750 ekor kambing," jelas Amrullah.

Dengan melalui implementasi program Emas Biru dan Emas Hijau Pattimura, masyarakat semakin diberdayakan. Oleh karena itu, peran dan partisipasi seluruh elemen negara baik pemerintah, TNI/Polri, dan seluruh stakeholder lainnya sangat diperlukan.

Ini dalam upaya pengentasan kemiskinan demi kemajuan daerah, bangsa dan negara dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada. Baik sumber daya manusia dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.

Dampak yang dihasilkan dari implementasi dua program itu adalah perdamaian atau biasa disebut Emas Putih. Jika masyarakat telah terjamin kualitas hidupnya yang terlihat dari sisi meningkatnya tingkat pendapatan, terbukanya lapangan pekerjaan, terpenuhinya tingkat pendidikan dan penghidupan yang layak.

Dengan begitu, ini akan meminimalisir terjadinya konflik di dalam masyarakat akibat kesenjangan dan kecemburuan sosial. Terutama kesenjangan antarnegeri dan wilayah serta merupakan upaya menciptakan kerukunan, keamanan dan perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement