REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut rangkaian kereta ringan Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) akan disiapkan oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT Inka. "Semua dari Inka," kata Luhut saat meninjau proyek LRT Jabodebek di sisi ruas tol Jagorawi, Jakarta, Jumat (4/8).
Penggunaan rangkaian kereta dari Inka itu sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi untuk semaksimal mungkin menggunakan lokal konten. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang ikut meninjau proyek mengatakan pengadaan kereta untuk LRT Jabodebek akan dilakukan dengan pemilihan mitra bisnis secara beauty contest atau penyaringan internal terhadap perusahaan yang diundang.
Namun, siapa pun yang memberikan penawaran menarik nantinya harus bermitra dengan Inka agar tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) terjaga. "TKDN kalau bisa di atas 60 persen. Jadi nanti seperti beauty contest, kami ingin ada teknologi dari luar tapi nanti harus kerja sama dengan Inka," katanya seraya menambahkan pihak manapun termasuk asing dapat ikut berpartisipasi.
Direktur Operasi III PT Adhi Karya (Persero) Tbk Pundjung Setya Brata mengatakan rencananya kereta ringan akan berisi enam rangkaian yang dapat memuat 800-900 penumpang per rangkaian. "Karena lintasannya double track (dua jalur), maka keretanya akan bisa berjalan dua arah tanpa gangguan," kata dia.
Pembangunan LRT Jabodebek tahap pertama untuk tiga seksi hingga saat ini telah mencapai sekitar 19 persen. Secara rinci, Cibubur-Cawang mencapai 37 persen, Bekasi Timur-Cawang 17 persen, dan Cawang-Dukuh Atas 3 persen.
Proyek LRT Jabodebek dikerjakan oleh Adhi Karya sebagai kontraktor dan PT KAI (Persero) sebagai investor sekaligus operator. Dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut mencapai Rp 26,7 triliun yang terdiri atas anggaran negara melalui penyertaan modal negara (PMN) dan kredit perbankan.