REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pelaku penipuan siber hari ini dideportasi ke negara asalnya, yakni Cina dan Taiwan hari ini, Kamis (3/8). Dua pesawat terbang digunakan untuk menerbangkan mereka ke negara asal mereka.
Dua pesawat yang dipakai adalah Eastern MU7021 akan terbang pukul 12.00 WIB. Lalu China Southern CZ8684 akan lepas landas pukul 14.00 WIB. Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto menyatakan, WNA yang diduga terlibat dalam tindak pidana online fraud dalam penggerebekan di Surabaya Jakarta dan Bali telah diserahkan ke pihak imigrasi.
"Hasil koordinasi hari ini dilakukan deportasi terhadap yang diidentifikasi sebagai warga Cina," ujar Didik di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Kamis (3/8).
Saat ini sedang berjalan proses deportasi oleh imigrasi. Dalam hal ini, lanjut Didik, kepolisian bertugas melakukan pengawalan hingga ke bandara. Adapun pada ratusan pelaku itu tampak dikenakan pita dengan warna berbeda.
"Itu untuk kita kelompokkan dipesawat kan ada dua pesawat informasi yang kita terima bahwa mereka dikirim dengan menggunakan dua penerbangan," jelas Didik.
Sebelumnya polisi melakukan penggerebekan penipuan berbasis siber yang dilakukan WNA di tiga kota di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya dan Kuta pada Sabtu (29/7). Dari penggerebekan itu, diketahui mayoritas pelaku berasal dari Cina dan Taiwan.
Saat dilakukan penggerebekan di Bali, 31 orang yang terdiri dari 17 orang WN Cina , 10 orang WN Taiwan, dan empat orang WNI diamankan. Sementara di Jakarta, 29 orang asal Cina juga diamankan. Lalu di Surabaya, 93 orang asal Cina dan Taiwan juga diamankan. Sehingga, jumlah total WNA adalah 148 orang.