Kamis 03 Aug 2017 21:52 WIB

Sebagian Warga Indramayu dan Bekasi Sempat Tolak Vaksin MR

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat mengakui adanya penolakan terhadap program imunisasi Measles Rubella (MR). Penolakan muncul dari sebagian warga Kabupaten Indramayu dan Bekasi.

Kepala Dinkes Jawa Barat, Dodo Suhendar memastikan penolakan lantaran kesalahpahaman saja. "Di wilayah Jawa Barat yakni di Kabupaten Bekasi dan Indramayu ada sejumlah orangtua yang menolak imunisasi ini terhadap anaknya," katanya ketika memantau pelaksanaan imunisasi MR di Komplek SD Negeri Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (3/8).

Ia mengungkapkan alasan orang tua menolak program imunisasi tersebut karena menerima informasi soal bahan baku yang digunakan vaksin mengandung babi. Ia pun membantah kabar itu. Lewat sosialisasi, pihak Dinkes berupaya menjelaskan pada masyarakat supaya mengikuti imunisasi tahap berikutnya.

"Laporan terbaru mereka siap diimunisasi, insya Allah dalam waktu dekat akan mengikuti, hanya jadwalnya berubah," ujarnya.

Diketahui, target imunisasi MR di Jabar ada sekitar 12 juta orang dari 26 wilayah kota dan kabupaten melalui berbagai kegiatan, salah satunya diselenggarakan di sekolah. "Di Jawa Barat sendiri jumlahnya paling banyak bila dibandingkan dengan provinsi lain, kalau jumlahnya, ya 12 jutaan lebih," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement