REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Astha menyebut empat kabupaten yang ada di Pulau Madura terpantau sebagai daerah dengan kasus campak tertinggi di provinsi tersebut. Dari catatan hingga Desember 2022, di Pulau Madura tercatat ada 150 kasus campak.
"Perinciannya, Kabupaten Sampang 57 kasus, Kabupaten Sumenep 55 kasus, Kabupaten Pamekasan 25 kasus, dan Bangkalan 13 kasus," kata Erwin di Surabaya, Selasa (24/1/2023).
Sementara daerah lain dengan kasus campak tinggi adalah Kabupaten Pasuruan dengan 34 kasus, Magetan 10 kasus, Kabupaten Probolinggo lima kasus, dan Kota Batu empat Kasus. Erwin menuturkan bahwa dari 150 kasus di Pulau Madura tersebut, hingga saat ini masih dapat ditangani dengan baik.
"Alhamdulillah, pasiennya telah dinyatakan sembuh. Berdasarkan laporan yang masuk ke Dinkes Provinsi Jatim, belum ada laporan campak yang memerlukan perawatan intensif," ungkapnya.
Menurut erwin, kasus campak ini disebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi yang signifikan saat pandemi Covid-19. Alhasil, banyak anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap.
"Kasus campak terjadi dikarenakan rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR. Oleh karena itu, kepada orang tua harus memastikan buah hatinya sudah mendapatkan cakupan vaksinasi yang lengkap," ujar dia.