REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Mustafa Imran Lubis mengatakan pendaki asal Jakarta, Siti Mariam (29) yang dilaporkan hilang pada Ahad (30/7), telah ditemukan dalam keadaan selamat Rabu (2/8) sekitar pukul 07.00 WITA. "Korban ditemukan oleh pengembala sapi, salah seorang warga Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun bernama Suhaldi," ujar Lubis kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Rabu (2/8).
Menurut penuturan Suhaldi, Siti ditemukan di daerah Abangan Sembalun yang posisinya berada 1,5 Km dari jalur pendakian Desa Sembalun ke arah selatan. "Pada saat ditemukan korban dalam kondisi pucat dan lemah," ucap Lubis.
Lubis menyampaikan, saat ini Siti telah mendapatkan pertolongan dari petugas Balai TNGR Resort Sembalun Seksi Pengelolaan Wilayah II serta Tim Evakuasi Edelweis Medical Help Center (EMHC) dan dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap korban Siti Maryam. "Berdasarkan hasil pemeriksaan Dokter Puskesmas Sembalun, korban dalam keadaan sehat, hanya mengalami cidera ringan dan trauma akibat musibah yang dialami," ungkap Lubis.
Sebelumnya, Siti dilaporkan hilang saat mendaki di Gunung Rinjani. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Agus Budi Santoso mengatakan kejadian adanya pengunjung yang hilang diterima oleh petugas Balai TNGR Resort Sembalun pada Ahad (30/7) sekitar pukul 18.00 WITA.
Agus menyampaikan, laporan tersebut berasal dari petugas Polhut BTNGR Lalu Wira Jaya yang sedang melaksanakan tugas pemantauan pengunjung di Pelawangan Sembalun dan diterima Kepala Resort Sembalun Zainuddin. Kemudian tim evakuasi dipersilakan dan berangkat menuju lokasi sekitar pukul 20.00 WITA dengan jumlah petugas 10 orang dan tiba di lokasi pada Senin (31/7) sekitar pukul 14.00 WITA.
"Informasi yang berhasil dikumpulkan oleh tim evakuasi dari rekan-rekan korban, mereka merupakan pengunjung grup yang berjumlah 28 orang berasal dari Jakarta dan masuk melakukan pendakian melalui Sembalun pada Jumat (28/7)," ujar Agus di Mataram, NTB, Selasa (1/8).
Agus menambahkan, rombongan tersebut pada hari pertama bermalam di Pos 3. Kemudian pada Sabtu (29/7) pagi menuju Pelawangan Sembalun dan bermalam. Sehari berselang, sekitar pukul 02.00 WITA, rombongan kembali ke Pelawangan Sembalun pada pukul 09.00 WITA. Pada saat track turun di letter "S" korban, lanjut Agus, izin kepada temannya untuk buang air besar. "Barang-barang korban berupa HP, tas dan dompet dititipkan pada rekan korban," ucap Agus.
Setelah satu jam, korban yang beralamat di Cakung, Jakarta Timur tidak juga kembali dari buang hajatnya. Sehingga rekan korban mencari namun tidak ditemukan. "Kemudian dilakukan pencarian oleh rekan-rekan korban lain namun tidak ditemukan," lanjut Agus.
Agus menyebutkan, saat melakukan pendakian tersebut, korban mengenakan pakaian berwarna merah marun, sweater abu-abu bertuliskan backpacker Jakarta, dengan jilbab berwarna agak merah muda.
"Informasi terakhir, tim evakuasi menemukan jejak dilokasi di mana terakhir kali korban izin untuk buang hajat. Berdasarkan jejak kaki diperkirakan korban jatuh dan dari baju yang terlihat korban jatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 100 meter lebih," kata Agus.
Namun, karena kondisi cuaca, tim akan kembali melakukan pencarian dengan membawa peralatan untuk evakuasi. Agus melanjutkan, saat ini 25 orang rekan korban sudah turun menuju Sembalun. Dua orang termasuk pelapor juga sudah berada di Sembalun.