Senin 31 Jul 2017 20:02 WIB

Kalbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Rabies

Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera
Foto: Fatiha Hansa Aulia
Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Kalimantan Barat (Kalbar) menetapkan status tanggap darurat rabies. Sebab penyebaran virus melalui gigitan anjing ke manusia di provinsi itu sudah semakin meningkat. "Rabies di Kalimantan Barat saat ini sudah berstatus tanggap darurat," kata Kepala Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Abdul Manaf di Pontianak, Senin (31/7).

Dia menjelaskan, dengan penetapan status itu, maka penangananya bisa menggunakan dana tanggap darurat di APBD.

Dengan adanya dana itu, Manaf pun mendorong agar pemerintah kabupaten yang daerahnya terserang wabah rabies bisa menetapkan status tanggap darurat, dengan tujuannya ada mendapat bantuan dana dalam penanganannya kasus rabies ini.

"Selain itu juga bantuan penanganan datang dari pemerintah pusat. Selain vaksin, pemerintah pusat juga siap menggelontorkan dana untuk operasional penanganan, juga untuk membiayai peruntukan serta operasional vaksinator," tuturnya.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut, pihaknya akan menyampaikan permohonan kepada pemerintah pusat. "Terkait pengajuan bantuan itu, pemerintah siap membantu, dengan catatan menyampaikan surat dari Gubernur kepada Menteri Pertanian untuk penetapan status wabah. Ini sudah kami naikan ke Kementerian Pertanian semoga segera diproses," katanya.

Untuk menangani kasus rabies, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Malaysia. Salah satu kesepakatan yang diambil vaksinasi wilayah perbatasan, dengan jarak 30 hingga 50 kilo dari batas kedua negara.

Manaf menuturkan pihaknya akan segera memberikan pelatihan bagi tenaga vaksinator. Setelah diberikan pelatihan, tenaga vaksinator ini dikirim ke wilayah perbatasan untuk vaksinasi hewan penular rabies. "Ada dua daerah yang segera kita lakukan vaksinasi, Bengkayang dan Sanggau," kata dia.

Dia juga mengatakan, saat ini pihaknya melakukan kerja sama dengan Malaysia untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran rabies di Malaysia yang masuk melalui Kalbar. "Diharapkan pada Agustus ini kerja sama tersebut sudah bisa jalan," kata Manaf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement