REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gejolak politik pada Pilgub DKI Jakarta disebut akan memberi pengaruh pada Pilgub di wilayah lain di Indonesia. Namun, bakal calon Gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Nasdem, Ridwan Kamil menampik hal tersebut.
Menurut dia, sentimen politik pada Pilgub DKI tidak bakal berdampak terhadap popularitasnya walaupun dia saat ini diusung oleh partai-partai pengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Tidak terlalu berpengaruh kalau di Jawa Barat. Masyarakat lebih melihat figur calon gubernur ketimbang partai politiknya," jelas Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, pada wartawan di Bogor, Sabtu (29/7).
Faktor tidak terpengaruhnya masyarakat Jabar dengan kondisi politik tersebut, terang dia, disebabkan karena akses terhadap internet masih dinilai rendah, hanya sekitar 30 persen. Berbeda halnya dengan Jakarta, yang akses informasi di media sosialnya mencapai 100 persen.
"Misalnya di bom isu lewat medsos itu dalam satu hari saja sudah tersiar ke seluruh Jakarta. /Nah kalau Jawa Barat , kalau isu itu tidak muncul di televisi, 75 persen masyarakat Jawa Barat tidak akan terpengaruh. Jadi itu mah cuma rame rame di medsos saja," papar Emil.
Sehingga, lanjut Emil, pihaknya berani menepis adanya dugaan terkait tingkat popularitasnya yang merosot setelah diusung Partai Nasdem yang notabene sebagai partai koalisi pengusung terpidana penista agama. Dia mengklaim, saat ini elektabilitas dan popularitas partai Nasdem dan dirinya meningkat.
Hal tersebut, lanjut Emil, terbukti saat dia membuat pertanyaan dalam survei, bagaimana jika dia diusung oleh partai oleh pendukung Ahok, atau melawan Ahok. Hasilnya, lanjut dia, keduanya tidak berpengaruh signifikan pada popularitas dan dukungan masyarakat. "Nah itu jawaban survei, enggak ada perbedaan. Bedanya hanya dua persen. Itu pun masih di margin error. Artinya tidak signifikan dan tidak berpengaruh," kata Emil.