REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sastrawan nasional Gus TF Sakai mengatakan untuk menghasilkan karya sastra dari seorang penulis harus terus memperkaya pengetahuannya, baik dengan bacaan-bacaan maupun pengamatan secara langsung.
"Setiap penulis itu harus terbuka terhadap informasi," katanya dalam seminar sastra terkait riset dalam karya sastra di Padang, Kamis (27/7).
Ia menyebutkan untuk dapat menghasilkan karya seorang penulis harus mengetahui kondisi sosial, lingkungan serta segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan ditulis.
Menurutnya apabila penulisannya berkaitan dengan sejarah, maka penulis harus mengumpulkan data atau sumber sejarah terkait, lalu ditambah dengan pengayaan dengan data tentang kehidupan masyarakat pada masa tersebut.
"Bahasa sejarah berbeda dengan bahasa prosa, maka dibutuhkan data-data tambahan untuk mengemas gaya bahasa tulisan sejarah menjadi sebuah karya sastra," ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan untuk penulisan dengan kondisi masa sekarang maka penulis dapat melakukan kunjungan secara langsung ke tempat yang ingin dituliskannya sebagai latar cerita. "Penulis dapat mengunjungi suatu tempat secara langsung untuk mengetahui lokasi yang tidak pernah diketahuinya sebelumnya," lanjutnya.
Ia mengemukakan salah satu sastrawan dengan karya yang memiliki data yang kuat adalah Pramudya Ananta Toer, menurutnya hal tersebut ada pada setiap karya-karya yang dilahirkannya. "Semakin banyak data yang dimiliki oleh seorang penulis dalam penulisan karya sastra maka akan semakin baik," ujarnya.
Sastrawan lain, Nirwan Dewanto menyebutkan seorang penulis hendaklah melakukan riset atau pencarian data dalam rangka penulisan karya sastra. "Di Sumbar salah satu penulis yang banyak melakukan riset untuk karyanya adalah Dedy Arsya, karena karya-karyanya banyak yang berlatar sejarah," katanya.