Kamis 27 Jul 2017 10:30 WIB

Ketebalan Asap Meningkat, Masyarakat Aceh Barat Mulai Sesak

Sejumlah pengendara melaju di jalan yang dipenuhi kabut asap di Jalan Medan - Banda Aceh di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (24/7). Kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan beberapa daerah di Provinsi Aceh dicemari oleh asap.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Sejumlah pengendara melaju di jalan yang dipenuhi kabut asap di Jalan Medan - Banda Aceh di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (24/7). Kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan beberapa daerah di Provinsi Aceh dicemari oleh asap.

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH, ACEH -- Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat ketebalan asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, kian meningkat. Asap juga sudah memasuki rumah-rumah penduduk pada Kamis (27/7) pagi.

Selain mengganggu jarak pandang pengguna kendaraan, kabut asap tebal juga memasuki rumah-rumah warga di Aceh Barat, sehingga warga merasakan sesak nafas akibat menghirup asap.

"Saat menghirup udara, tenggorokan terasa panas, bukan hanya di jalan, tapi di dalam rumah juga sudah masuk asap," kata Yus, salah seorang ibu rumah tangga di kompleks perumahan Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.

Pesebaran titik api akibat kebakaran lahan gambut di wilayah Kabupaten Aceh Barat dilaporkan semakin bertambah menyusul cuaca terik dan tiupan angin menambah pesebaran lokasi kebakaran lahan gambut di daerah itu.

Pengguna jalan di seputar Kota Meulaboh, Kamis pagi, sudah semakin banyak menggunakan penutup wajah seperti masker dan banyak orang tua terpaksa menjemput kembali anak-anak mereka yang sudah berada di sekolah.

Asap muncul dari rawa gambut seperti di kawasan Suak Raya, Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, sementara kawasan yang diselimuti kabut asap tebal hampir merata di semua kecamatan daerah tersebut.

"Saat mau ke kota, perangkat desa kami batal, pas di kawasan Kecamatan Samatiga, di sana kabut asapnya sangat tebal, bukan hanya persoalan jarak pandang dekat, tapi dada terasa sesak," kata salah satu Kepala Desa di Kecamatan Woyla Timur M Nasir.

Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh Kabupaten Nagan Raya Angga Yudha menuturkan, titik panas berpotensi muncul apabila suhu udara semakin meningkat.

Sedangkan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Barat hingga kini masih menanti hasil pemeriksaan dari Provinsi Aceh, terkait kadar asap dan udara yang begitu pekat menyelimuti wilayah tersebut selama hampir dua pekan ini.

Kepala DLHK Aceh Barat Adi Yunanda menuturkan apabila dilihat secara kasat mata, kondisi ketebalan asap dan gangguan dari asap sudah di atas normal, sebab banyak warga yang terkena infeksi saluran pernafasan.

"Kondisi ketebalan kabut asap ini sudah di atas normal, tidak seperti hari biasanya, jangan kan anak-anak sekolah dasar, orang dewasa pun sangat terasa dampak asap ini," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement