REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua partai yakni Partai Golkar dan PPP baik kubu Romahurmuzy maupun Djan Farid telah mendeklarasikan akan mengusung kembali Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Meskipun waktu menuju Pilpres masih kurang lebih dua tahun lagi.
Namun meski kadernya telah didukung partai lain, tak membuat PDIP buru-buru dalam bersikap untuk mendeklarasikan hal yang sama.
"Pak Jokowi kan kader PDIP. Tentu kalau kader dalam posisi menjalankan tugasnya sebagai eksekutif dengan prestasi yang baik tentu pasti kita dukung. Jadi itu bukan hal yang perlu didiskusikan. Kalau PDIP kan itu kadernya sendiri Pak Jokowi," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (25/7).
Menurutnya, banyaknya dukungan kepada Jokowi justru menguntungkan bagi PDIP dan juga pemerintah. Sebab, dukungan tersebut juga dapat membangun sinergi yang kuat demi pemerintahan yang kuat.
"Paling tidak sampai 2019 ya, untuk mendukung pemerintahan terutama dalam kebijakan-kebijakan pemerintahan. Dengan demikian bahwa proses pemerintahan bisa berjalan relatif stabil lah," ujar Anggota DPR Komisi I DPR tersebut.
Karenanya, ia juga berharap dengan para partai koalisi pendukung pemerintah juga bisa bersama-sama berdampingan dengan PDIP dalam pencalonan presiden 2019 mendatang.
"Tentu hal-hal yang perlu dikritisi itu hal yang biasa. Tapi kita butuh pemerintahan yang stabil dan kemudian setelah 2019 atau saat 2019 nanti tentu kita berharap juga ada di koridor yang sama untuk menggoalkan capres 2019," katanya.