REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Setiap takmir masjid se-Solo Raya bakal mendapat penyuluhan dan bimbingan secara intensif terkait pencegahan radikalisme. Penyuluhan dilakukan oleh penyuluhdari Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama masing-masing Kabupaten/Kotadan penyuluh dari jajaran kepolisian di setiap daerah.
"Polisi punya bimas, kami punya penyuluh agama, kita sinergi dalam rangka memberikan pemahaman, objeknya takmir masjid," tutur Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama JawaTengah disela-sela sarasehan Pencegahan Radikalisma Berbasis Agama di Hotel LorIn, Solo pada Rabu (26/7) siang.
Farhani mengungkapkan penyuluhan dan bimbingan terhadap takmir masjid diperlukan agar pesan pencegahan radikalisme lebih cepat tersebar kepada masyarkat. Selain itu, diharapkan agar takmir masjid turut serta dalam menjaga kondusifitas tiap lingkungannya. "Kalau takmirnya sudah faham harapannya takmir nanti menjelaskan juga kepada masyarakat," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan tiap penyuluh agama baik dari KUA maupun dari Polri akan menggandeng takmir-takmir masjid khususnya masjid agung agar bersedia untuk mendapat bimbingan dan penyuluhan tersebut. Menurutnya, penyuluhan yang dilakukan pada takmir masjid bukan berarti penyebaran radikalime bermula dari masjid-masjid.
Dia hanya berharap, setiap takmir masjid atau dai dalam menyampaikan pesan dakwah membawa kesejukan dan tidak memicu konflik. "Karenakan takmir ini dekat dengan jamaah, sehingga apa yang kita sampaikan harapannya disampaikan lagi pada jamaah. Nanti tidak semua masjid, tapi ada klasifikasinya seperti masjid-masjid besar," kata dia.