REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan sistem pembelajaran Pancasila dengan gaya baru akan mulai diberikan kepada mahasiswa pada Tahun Akademik 2017-2018.
"Saat ini masih dirumuskan dalam Kongres Pancasila IX di Universitas Gadjah Mada bagaimana Pancasila akan diajarkan kepada mahasiswa," kata Nasir di Gedung Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Yogyakarta, Sabtu (22/7).
Nasir hadir dalam Deklarasi Antiradikalisme Perguruan Tinggi di DIY yang diadakan di GOR UNY. Deklarasi tersebut diikuti mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi. Nasir mengatakan pembelajaran Pancasila kepada mahasiswa tidak akan berupa hafalan semata tetapi pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Bagaimana nanti dalam jiwa, raga, dan tindakan kita mengamalkan Pancasila dari sila pertama, kedua, hingga kelima," tuturnya.
Nasir mengatakan mahasiswa harus aktif dalam menangkal radikalisme, narkoba, dan korupsi, serta menjaga empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Mahasiswa adalah calon pemimpin Indonesia di masa depan. Karena itu, mahasiswa harus bisa menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Sebelum menghadiri Deklarasi Antiradikalisme Perguruan Tinggi di DIY, Nasir mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Kongres IX Pancasila yang diadakan di Universitas Gadjah Mada.