Jumat 21 Jul 2017 12:46 WIB

Pedagang Ikan Asin Kesulitan Penuhi Permintaan Masyarakat

Ikan asin.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ikan asin. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pedagang ikan asin di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kesulitan untuk memenuhi permintaan masyarakat karena stok terbatas. "Pasokan ikan asin kita terbatas karena pasokan dari pelaku usaha olahan ikan asin berkurang," ujar salah satu pemilik agen ikan asin di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Zulkifli, Jumat (21/7).

Ia menyebutkan, biasanya dalam satu hari bisa mengambil sekitar 100 kilogram ikan asin dari pelaku usaha namun sejak sepekan ini hanya sekitar 30 kilogram saja per hari. "Pasokan berkurang karena para pelaku usaha ikan asin mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dari nelayan setempat," ujar dia.

Ia menyebutkan, kebutuhan ikan asin berdasarkan permintaan setiap hari mencapai 80-100 kilogram sedangkan pasokan dari pengrajin berkurang jauh sehingga banyak pedagang yang tidak kebagian stok. "Kami tidak bisa berbuat banyak karena sudah dari pengrajinnya seperti itu. Mau tidak mau terkadang kita membatasi penjualan tiap-tiap pedagang," kata dia.

Menurut dia, sejak angin kencang dan gelombang tinggi, banyak nelayan yang tidak berani melaut sehingga stok ikan segar sedikit. "Terlebih, musibah banjir yang kini melanda beberapa daerah di Babel seperti Tobuali, Belitung dan Belitung Timur sangat mempengaruhi stok ikan asin sebab daerah tersebut salah satu sentra pemasok," ujar dia.

Ia menyampaikan, kondisi tersebut menjadikan harga ikan asin naik, di antaranya ikan asin glamo menjadi Rp 50 ribu dari harga sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, ikan belanak Rp 55 ribu dari harga sebelumnya Rp 35 ribu.

Sedangkan ikan teri menjadi Rp 100 ribu dari harga sebelumnya Rp 70 ribu, ikan tenggiri Rp 100 ribu dari harga sebelumnya Rp 85 ribu dan ikan bandeng Rp 40 ribu dari harga sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram.

"Kelangkaan barang memicu kenaikan harga sehingga memberatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup," kata dia menjelaskan.

Selain itu, ia menambahkan, omset para pedagang juga berkurang karena pembeli sepi akibat dari harga mahal. Ia berharap, kondisi tersebut tidak berlangsung lama agar perekonomian Babel lancar seperti semula.

"Mudah-mudahan nelayan bisa melaut kembali dan mendapatkan hasil tangkapan yang banyak serta wilayah terkena banjir pulih kembali sehingga roda perekonomian di Babel kembali membaik," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement