REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai Partai Golkar terancam kalah pada Pilkada 2018 dan Pileg/Pilpres 2019 usai penetapan Ketua Umumnya Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus korupsi KTP-el oleh KPK. Menurut Ujang, Partai Golkar harus segera mengambil langkah politik untuk menyelamatkan masa depannnya, yaitu dengan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
"Partai Golkar membutuhkan pemimpin baru untuk bisa selamat pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 nanti," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta ini, dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (18/7/).
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, Golkar pasti bergejolak pasca penetapan tersangka terhadap Setya Novanto. Apalagi, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar sudah menyatakan bahwa Golkar membutuhkan pemimpin baru.
Selain itu, menurut Ujang, karena Setya Novanto merupakan simbol partai, dengan status yang sandangnya sekarang tentu bisa membuat elektabilitas partai semakin terjun bebas. "Untuk itu, jika tidak dilaksanakan Munaslub untuk dapatkan Ketum baru, maka semua calon yang diusung Golkar di Pilkada banti terancam kalah semua," tegas dia.
Ujang pun memprediksi, apabila Munaslub akan segera dilaksanakan, maka ada beberapa calon kuat yang akan memperebutkan kursi Ketua Umum Golkar. Nama-nama tersebut adalah Nurdin Halid, Idrus Marham, Airlangga Hartarto, Zainudin Amali dan Agus Gumiwang.