Selasa 18 Jul 2017 11:51 WIB

Penderes Nira Ini Alami Stroke Saat di Pucuk Pohon, Wah...

Rep: Eko WidiyatNo/ Red: Agus Yulianto
Warga menyadap air nira (Ilustrasi)
Foto: Antara
Warga menyadap air nira (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Nasib Ruswanto (60 tahun), penderes nira kelapa warga Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas, masih dilindungi yang Maha Kuasa. Pasalanya, saat sedang menderes nira dan masih berada di pucuk pohon kelapa setinggi lebih dari 10 meter, Senin (17/7) sore, yang bersangkutan terserang stroke.

Masih beruntung, saat serangan itu terjadi, Ruswanto masih berada di antara pelepah kelapa sehingga tidak terjatuh. ''Pak Rusmanto sungguh masih sangat beruntung. Kalau serangan stoke itu terjadi saat sedang memanjat, pasti dia akan terjatuh,'' ujar Koordinator TRC BPBD Kabupaten Banyumas, Kusworo, Selasa (18/7).

Menurutnya, kejadian 'tersangkutnya' Ruswanto di pucuk pohon kelapa di dekat rumahnya, terjadi saat yang bersangkutan memanjat pohon kelapa untuk mengambil hasil sadapan nira yang ditambung di potongan bambu. Dia memanjat pada sore hari sekitar pukul 16.00.

Namun hingga menjelang Maghrib, Ruswanto tidak juga kembali ke rumahnya sehingga keluarganya berupa mencari bapaknya. Karena terakhir kali Ruswato pergi dengan membawa peralatan menyadap nira, pencarian dilakukan dengan menyusuri kebun tempat ayahnya menyadap kelapa.

Awalnya, pihak keluarga khawatir Ruswanto terjatuh dari pohon kelapa. Namun saat dilakukan di bawah beberapa pohon kelapa, keluarga korban tidak menemukan ayahnya. Terakhir, salah seorang anak korban, Tofik (20), mendengar suara parau dari pucuk salah satu pohon kelapa yang bisa dipanjat anaknya. Saat cahaya senter di arahkan ke sumber suara tersebut, terlihat ayahnya sedang tersangkut di pelepah kelapa.

''Saat itu juga Tofik menghubungi perangkat desa meminta pertolongan agar ayahnya bisa diturunkan,'' ujar Kusworo. Namun karena keterbatasan peralatan, pihak pemerintah desa menghubungi BPBD.

Kusworo menyebutkan, setelah mendapat laporan kejadian tersebut, pihaknya menerjunkan beberapa personil untuk melakukan pertolongan menurunkan korban. ''Akhirnya, dengan menggunakan teknik Vertikal Rescue atau teknik menurunkan korban dari ketinggian, korban bisa kami turunkan sekitar pukul 20.30 WIB,'' ujarnya.

Menurutnya, dari pemeriksaan fisik setelah korban berhasil diturunkan, diketahui kondisi korban memang seperti terserang gejala stroke. Antara lain, mulut korban agak miring dan tubuh bagian kiri tidak bisa digerakkan. ''Setelah berhasil diturunkan, korban langsung dilarikan ke RSUD Banyumas untuk pemeriksaan lebih lanjut,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement