REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN –- Rendahnya tingkat penghasilan penderes nira kelapa di Kabupaten Pekalongan menimbukan keprihatinan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan. Terkait hal ini, Pemkab akan memberikan pendampingan diversifikasi produk dari bahan baku nira.
"Selama ini penderes lebih banyak memanfaatkan nira kelapa untuk dibuat gula merah. Hasil produk olahan ini relatif tidak memberikan keuntungan yang memadai bagi penderes," jelas Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Sabtu (2/3).
Menurutnya, dengan harga gula merah yang relatif rendah penderas hanya bisa menjual produk gula merah dengan harga Rp 8 ribu - Rp 9 ribu per kilogram. Dengan tingkat harga tersebut, penderes rata-rata hanya bisa memperoleh hasil penjualan gula merah Rp 35 ribu per hari. "Dengan pendapatan sebesar itu, tentu sulit untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga secara layak," katanya.
Melalui kerja sama Pemkab Pekalongan dan Institut Pertanian Bogor (IPB), Asip berharap penderes bisa mendiversifikasi produk olahannya menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomi. "IPB akan memberi pendampingan agar penderes bisa membuat gula aren bubuk yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi di pasaran," jelas Asip.
Untuk itu, Pemkab melalui SKPD terkait juga akan memberikan pelatihan dan penerapan teknologi tepat guna. Sehingga, produk hasil olahan nira kelapa bisa memiliki nilai jual lebih tinggi.
"Nanti dari IPB juga akan memberikan pelatihan-pelatihan dengan menggunakan teknologi tepat guna. Sehingga, gula halus dihasilkan penderes akan memiliki kualitas yang lebih baik," katanya.