Selasa 18 Jul 2017 10:18 WIB

Doli: Jadi Tersangka, Menguatkan Dugaan Keterlibatan Setnov

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua DPR Setya Novanto (tengah)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua DPR Setya Novanto (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai nama Partai Golkar dipertaruhkan jika tidak ada langkah-langkah yang diambil jajaran pengurus usai ditetapkan tersangka Ketua Umum Setya Novanto. Menurut Doli, jika tidak ada upaya pergantian kepemimpinan baru maka akan berpengaruh terhadap soliditas dan elektabilitas Partai Golkar sampai tingkat daerah.

"Apalagi sekarang tersangka, menguatkan dugaan keterlibatan Novanto itu benar, tentu situasinya akan parah, sebelum jadi tersangka saja pencitraan Golkar merosot," ujar Doli ketika dihubungi wartawan pada Selasa (18/7).

Apalagi menurutnya, Partai Golkar akan menghadapi gelaran Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Karenanya, ia menilai jika Partai Golkar tidak segera ambil sikap dan lebih disibukkan dengan urusan perorangan, maka partai berlambang pohon beringin tersebut akan tersandera.

"Ini pilihan saja, tinggal pilih kalau ingin biarkan partai ini merosot, kepercayaan publiknya dan kemungkinan gagal konsolidasi sehingga berkonsekusi pada kekalahan di politik, maka silahkan begini," ujarnya.

Karenanya, ia pun meminta jajaran pengurus lebih mementingkan kebesaran Partai Golkar. "Saya memilihnya jangan lama-lama karena lebih pentingkan kepentingan parpol, perlu pergantian kepemimpinan, mengacu pada AD/ART ya Munaslub," ungkapnya.

Meskipun pada Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu memutuskan tidak akan Munaslub, Doli pun menilai hal tersebut bisa diubah asalkan terjadi konsensus keluarga besar Partai Golkar.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menegaskan partainya tidak akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dalam waktu dekat. Usai penetapan tersangka Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto dalam kasus proyek pengadaan KTP elektronik (KTP-el) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hal tersebut disampaikan Idrus menyusul seruan sejumlah pihak untuk mengadakan Munaslub untuk pergantian kepemimpinan Partai Golkar yang baru.

"Saya kira sangat tidak etis kalau saya bicara hari ini tetapi yang pasti tadi saya sudah sampaikan sesuai Rapimnas memutuskan akan memberikan dukungan dan bahkan diembel-embeli bagaimana kondisi apapun tidak akan ada Munaslub," ujar Idrus di sela-sela pertemuan jajaran pengurus Partai Golkar di Kediaman pribadi Setya Novanto, Jalan Wijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Senin (17/7).

Menurutnya, Partai Golkar pasti akan membicarakan perihal penunjukan pelaksana tugas ketua umum Partai Golkar sebagai langkah antisipasi. Namun demikian, akan melalui mekanisme yang berlaku di Partai Golkar.

"Kita bicarakan (nanti) tapi sekali lagi semua di Golkar ini ada sistemnya. Kebesaran partai Golkar ini adalah sistem yang efektif," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement