REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Terduga teroris RS (22 tahun) terkait bom panci yang meledak di Buah Batu, Kota Bandung, telah pamit kepada orang tuanya untuk mengikuti kuliah Bahasa Korea. Rencananya, dia ingin menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Setelah kontrak kerjanya habis, dia sempat pamit ke saya mau les Bahasa Korea karena pengen kerja jadi TKI. Cuma selama belajar di sini, sering diganggu oleh adik-adik jadi tidak konsen belajar. Sehingga dia pindah ke rumah Uwa-nya (tante) di Subang," kata ayah kandung RS, UM (50 tahun), di Bandung, Jumat (14/7).
Menurut dia, uang untuk mengikuti kursus Bahasa Korea didapatkan dari menjual sepeda motor miliknya dari hasil bekerja di pabrik perlengkapan mendaki gunung. "Habis kerja di pabrik, alhamdulillah dia bisa beli motor bekas. Tapi kontraknya tidak diperpanjang sehingga nganggur, akhirnya dia menjual sepeda motornya buat bekal kursus Bahasa Korea," ujar UM.
UM berharap anak keduanya tersebut tidak terbukti terlibat dalam gerakan terorisme. "Bapaknya berharap, berdoa sama Allah, mudah-mudahan anak bapak tidak terlibat (terorisme) karena selama ini tidak ada kecurigaan ikut teroris," katanya.
Ia mengaku kaget ketika polisi datang menggeledah kediamannya dan membawa kabar RS terlibat dalam jaringan terorisme. "Waktu polisi datang, bapak syok, kaget sekali pas dengar anak bapak terlibat terorisme, terlebih kondisi bapak saat ini sakit-sakitan," ujar UM.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan RS akan membantu terduga AW untuk meledakkan bom panci di sejumlah tempat di Kota Bandung, seperti kawasan Jalan Braga, Astana Anyar dan rumah ibadah. "Saat ini RS sudah diamankan dan di bawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata dia.
Selain itu, lanjut Yusri RS akan bertugas menyerang aparat kepolisian. "Mereka akan bergerak dalam penusukan kepada aparat kepolisian," ujarnya.
Dalam penggeledahan terhadap rumah orang tua terduga teroris RS, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti senjata tajam, telepon selular hingga buku tentang ajaran jihad. "Sudah dilakukan penggeledahan dan tadi kami mengamankan sejumlah barang bukti seperti senjata tajam, HP (handphone), ada beberapa dokumen ajaran agama (jihad)," katanya.