REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survei Center (SSC) untuk Pilgub Jatim 2018 menujukkan Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat paling populer atau dikenal oleh publik. Sementara Tri Rismaharini sebagai kandidat paling akseptabel atau disuka, dan Saifullah Yusuf menjadi kandidat yang paling elektabel atau dipilih.
Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan sebuah fakta antara popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas tidak selalu berbanding lurus dan linier.
"Artinya ada keunikan dalam konteks Pilgub Jatim. Biasanya daerah-daerah lain itu linier. Yang paling populer itu paling disuka dan paling dipilih. Tapi di Jatim tiga kandidat ini berbagi," jelasnya kepada wartawan dalam acara konferensi pers hasil survei SSC di Hotel Yellow Surabaya, Rabu (12/7).
Mochtar menambahkan, tren tersebut semakin membuat strategi kontestasi menjadi penuh tantangan dan kompleks. Di sisi lain popularitas juga lebih banyak didorong oleh publisitas media. Sehingga tidak mengherankan jika politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga artis seperti Anang Hermansyah bisa menempati posisi empat karena dikenal oleh 67,3 persen publik Jatim. Anang berada di bawah Khofifah Indar Parawansa (90 persen), Saifullah Yusuf (84,6 persen) dan Tri Rismaharini (79,8 persen).
Sedangkan dalam hal aseptabilitas Tri Rismaharini memimpin dengan 75,8 persen dukungan. Disusul Saifullah Yusuf mendapat 75,5 persen dukungan, Khofifah Indar Parawansa dengan 67,9 persen dukungan dan Mahfud MD dengan 39 persen dukungan.
Sementara elektabilitas teratas ditempati Saifullah Yusuf dengan 26,6 persen dukungan, disusul Tri Rismaharini dengan 24,1 persen dukungan dan Khofifah Indar Parawansa dengan 16,8 persen pemilih. Kemudian disusul Abdullah Azwar Anas dengan 5,5 persen dukungan dan La Nyala Mattalitti dengan dukungan 4,40 persen.
Peneliti SSC, Moh Edi Marzuki menambahkan, temuan tersebut sekaligus mengonfirmasi jika seseorang dikenal dan disukai masih belum cukup untuk bisa dipilih. "Variabel elektabilitas semakin kompleks untuk bisa diprediksi dan semakin membutuhkan pemahaman dan perlakuan strategik yang berbeda. Kandidat tentu harus dan dituntut untuk bisa menerapkan strategi yang tepat jika ingin memenangkan konstestasi," jelas Edi Marzuki.
Survei SSC tersebut menunjukkan Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menempati posisi tertinggi dalam top of mind publik Jawa Timur dengan 26,3 persen dukungan. Disusul nama Tri Rismaharini dengan 22,1 persen dukungan dan Khofifah Indar Parawansa dengan 13,9 persen pendukung. Kemudian disusul oleh Abdullah Azwar Anas dengan 3, persen pemilih dan La Nyalla M Mattalitti dengan 2,3 persen pendukung.
Sedangkan nama-nama lain yang muncul, seperti Abdul Halim Iskandar, Hasan Aminuddin, Mahfud MD, Anang Hermasyah, Imam Nahrawi, Nurhayati Ali Assegaf. Rata-rata perolehan dukungan nama-nama tersebut di kisaran angka 2 persen ke bawah. Menurut Edi Marzuki temuan tersebut menunjukkan adanya kekuatan tokoh lokal dalam pilkada Jawa Timur.
Dalam konteks pemilihan gubernur, selama ini calon gubernur diberbagai daerah banyak didominasi tokoh nasional yang beredar di Jakarta karena popularitas dan modal politiknya. "Di Jatim ternyata lain, top of mind publik didominasi oleh tokoh-tokoh lokal Jatim. Hal ini tentu positif bagi perkembangan stok kepemimpinan lokal karena nama-nama tokoh lokal terbukti lebih dikenal masyarakat," terang Edi Marzuki.
Survei SSC tersebut diselenggarakan pada 10-30 Juni 2017 meliputi 38 kabupaten/Kota di Jawa Timur. Metode survei menerapkan multistage random sampling dengan mengambil 800 responden. Margin of error ditemukan sebesar 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
salam
binti sholikah
reporter harian republika
jl warung buncit raya no.37
jakarta selatan