REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta menyebar 70 dokter cantik ke setiap desa. Keberadaan dokter ini, bertujuan untuk menginventarisasi riwayat penyakit di kalangan masyarakat. Harapannya, pemerintah mampu mencegah penyebaran penyakit di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, keberadaan dokter desa itu bisa diakses pula melalui aplikasi di media sosial. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pihaknya ingin setiap 5.000 penduduk bisa tertangani oleh satu dokter. Dokter tersebut, tidak bekerja sendirian, tapi dibantu oleh perawat dan bidan.
Dengan begitu, tim medis ini mampu melayani masyarakat secara maksimal. "Dengan adanya dokter ini, masyarakat bisa berobat dan memeriksakan penyakitnya secara gratis," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Rabu (12/7).
Menurut Dedi, dokter ini tidak hanya stay di pos kesehatan saja. Melainkan, akan berkeliling dari rumah ke rumah. Termasuk, dokter tersebut bisa di panggil 24 jam oleh masyarakat. Jadi, kalau ada yang sakit atau hendak melahirkan, bukan pasiennya yang datang ke pos kesehatan. Melainkan, tim medis tersebut yang jemput bola mendatangi masyarakat.
Salah satu desa yang mendapatkan fasilitas dokter siaga ini, yaitu Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu. Di wilayah ini, sudah puluhan tahun tidak ada dokter praktik di desa. Kalaupun ada dokter, yaitu di puskesmas yang jaraknya sekitar 10 kilometer.
Menurut Dedi, dengan adanya tim medis ini, pihaknya ingin seluruh data kesehatan dan riwayat penyakit masyarakat bisa dilaporkan. Kasus tersebut, masuk juga ke data base pemkab. Dengan begitu, akan memudahkan untuk mencari solusinya.
"Kalau di wilayah yang sudah terakses internet, untuk dokter desa ini bisa diakses melalui telepon android. Dengan aplikasi 'ogan lopian'," ujar Dedi.
Akan tetapi, bagi wilayah yang blank spot bisa mengirimkan pesan melalui SMS center. Jadi, bila ada masyarakat yang membutuhkan layanan medis, bisa segera teratasi.
Ida Royani (37 tahun), warga Kampung Pangkalan 2, Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu, mengaku, sangat mengapresiasi dengan program pemerintah daerah ini. Apalagi, programnya mudah diingat oleh masyarakat. Yaitu, wakuncen alias waktu kunjung pasien. "Sangat bersyukur, desa kami akhirnya punya dokter," ujarnya.
Menurut Ida, dengan adanya dokter ini, diharapkan bisa memudahkan masyarakat untuk berobat. Selama ini, warga Cibukamanah kalau sakit berobatnya ke mantri yang ada di puskesmas pembantu. Kalau penyakitnya berat, warga harus berobat ke pusat kota. Seperti, ke RSUD Bayu Asih yang jaraknya belasan kilometer.
Sementara itu, dokter Ayu Mutiara, mengatakan, khusus di wilayah Cibukamanah, penyakit yang paling diwaspadai yaitu Ispa dan diare. Pasalnya, banyak warga desa ini yang bekerja di kawasan industri. Sehingga, penyakit Ispa ini bisa terbawa oleh para pekerja itu. Sedangkan diare, salah satunya bisa disebabkan oleh pola makan yang keliru.