Selasa 11 Jul 2017 22:02 WIB

Takut Mendonorkan Darah? Simak Tips dari Kemenkes

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Qommarria Rostanti
Puluhan warga mendonorkan darahnya di Masjid Agung At-tin, Jakarta Timur, Jumat (31/12). Dalam akhir tahun 2016 ini, Republika menggelar Dzikir Nasional ke-15 dengan rangkaian donor darah, republikustik, bazar, pameran buku islami, Tausyiah, talkshow cahay
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Puluhan warga mendonorkan darahnya di Masjid Agung At-tin, Jakarta Timur, Jumat (31/12). Dalam akhir tahun 2016 ini, Republika menggelar Dzikir Nasional ke-15 dengan rangkaian donor darah, republikustik, bazar, pameran buku islami, Tausyiah, talkshow cahay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok darah di Indonesia masih kurang. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar dua persen dari penduduk yaitu 5,1 juta kantong darah per tahun.

Sayangnya, produksi darah dan komponen yang terkumpul baru 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi. Direktur Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer Kemenkes, Saraswati mengatakan, masih ada orang yang enggan mendonorkan darah karena berbagai alasan. Mulai dari takut jarum suntik hingga khawatir akan lemas setelah mendonor.

Saraswati pun mengakui sempat ragu mendonor darah karena takut dengan jarum suntik. Namun ketakutan perlahan hilang ketika dia berpikir bahwa darahnya akan berguna bagi orang yang membutuhkan. Menurut dia, ada beberapa tips agar seseorang berani mendonorkan darahnya dan menghilangkan merasa takut jarum suntik atau lemas.

Tipsnya yaitu mulailah melihat secara langsung kegiatan donor darah. "Setelah melihat ada kepedulian itu, setelah melihat beberapa kali bahwa semua yang datang tidak ada yang pingsan dan ini tidak berbahaya, maka keyakinan itu membuat berani donor darah," ujarnya di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (11/7).

Selain itu, kata dia, jangan lupa bertanya kepada teman-teman yang rutin donor darah. Saraswati menyebut, jika seseorang sudah pernah mendonorkan darah, maka dia 'ketagihan'. Tubuhnya juga merasa tidak enak apabila tidak melakukannya.

Calon pendonor juga bisa mengecek kesehatannya saat akan donor darah. Pasalnya sebelum donor, biasanya ada serangkaian tes kesehatan. Selain itu, petugas kesehatan memiliki prosedur tetap tentang pengambilan darah, diantaranya alat donor darah yang hanya digunakan sekali, calon donor harus berusia 17 hingga 60 tahun, dan berat badan harus lebih dari 45 kilogram. Untuk itu, pendonor tidak perlu khawatir lagi untuk mendonorkan darahnya. 

Saraswati mengatakan Kemenkes terus melakukan sosialisasi dengan menggandeng organisasi masyarakat (ormas) untuk meningkatkan jumlah pendonor darah. Kemenkes pun rutin mengadakan acara donor darah, termasuk acara peringatan donor darah yang diselenggarakan di Gedung Kemenkes, hari ini. Animo pendaftar melebihi target yaitu 350 formulir dari calon pendonor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement