REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla masih hangat diperbincangkan banyak pihak. Perombakan ini bahkan disinyalir akan terjadi usai Idul Fitri 2017.
Namun, Juru Bicara Presiden Johan Budi menegaskan, bahwa penggantian menteri tersebut baru sebatas wacana masyarakat. Tidak terlihat adanya tanda-tanda dari Presiden dan Wakil Presiden untuk kembali mengganti para petinggi kementerian.
"Kalau ditanya ada reshuflle yang tahu itu presiden atau wakil presiden. Dan saya tidak mendapat informasi itu (perombakan)," kata Johan di Istana Negara, Selasa (11/6).
Menurunya, pasca lebaran memang banyak pihak termasuk media yang bertanya mengenai perombakan tersebut. Namun Johan menegaskan bahwa dirinya tidak mendengar akan ada perubahan susunan menteri dalam kabinet kerja. Sinyal adanya perubahan ini juga belum terlihat atau terdengar.
Meski demikian, Johan memastikan bahwa Presiden dan Wakil Presiden terus melakukan evaluasi atas kinerja dari para "pembantunya".
Evaluasi ini dilihat dari setiap langkah yang dijalankan oleh Kementerian maupun masukan dari pihak luar. Evaluasi pun tidak dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja.
"Kalau soal sinyal biar publik yang menilai ada atau tidaknya sinyal tersebut. Saya tidak bisa mengatakan Presiden memberikan sinyal atau tidak, tapi sejauh yang saya tahu reshuffel itu hak prerogratif Presiden," ujarnya.