Senin 10 Jul 2017 22:52 WIB

Penduduk Sulteng Bertambah 47 Ribu Per Tahun

Ledakan penduduk ancam Indonesia. Ilustrasi
Foto: Antara
Ledakan penduduk ancam Indonesia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,

Penduduk Sulteng Bertambah 47 Ribu Per Tahun

PALU -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak 2010 hingga 2017 sebanyak 2.968.980 jiwa. Angka itu bertambah sekitar 47 ribu per tahunnya.

Hal itu disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola yang diwakili oleh Asisten Administrasi Pemerintahan, Hukum dan Politik, Moh Arif Latjuba pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXIV tingkat Sulteng di Palu, Senin (10/7). "Ini tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia ke depan, akan semakin berat dan semakin kompleks," katanya.

Selain itu, dia mengatakan, tantangan yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengurangi angka kemiskinan dan upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Gubernur berharap untuk menyelesaikan tantangan itu serta dapat mencapai keberhasilan yang diharapkan harus dilakukan bersama bukan hanya pemerintah provinsi. Pemerintah kabupaten dan kota beserta seluruh jajaran, tokoh agama, tokoh masyarat serta elemen yang terkait juga harus dilibatkan.

Terkait dengan peningkatan jumlah penduduk, Longki mengatakan, Sulteng diperkirakan pada 2020 hingga 2025 akan mendapatkan bonus demografi. Dimana, lanjutnya, penduduk dengan usia produktif umur 15 hingga 64 tahun sangat besar dibandingkan usia nonproduktif yakni di bawah 14 tahu dan di atas 65 tahun. "Jumlah usia angkatan kerja akan mencapai angka 60 persen, sementara sisanya merupakan penduduk dengan usia belum produktif dan tidak produktif," ujarnya.

Gubernur menjelaskan bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah. "Jika kita berhasil membangun kualitas sumber daya manusia dengan jumlah penduduk usia kerja yang besar, tentu akan menjadi berkah dari sisi pembangunan," katanya.

Sementara di sisi lain, adalah bencana, apabila kualitas sumber daya manusia rendah, maka akan berdampak langsung pada beban pembangunan dan beban negara. Gubernur mengatakan harus mulai mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi tersebut.

"Kita perlu memproritaskan pada pembangunan manusia, terutama meningkatkan kualitas penduduk dalam pendidikan, baik pendidikan informal dari keluarga, pendidikan formal melalui sekolah, pendidikan non formal melalui kursus dan keterampilan serta kesehatan,¿ jelas gubernur.

Gubernur juga meminta kepada seluruh keluarga di Sulteng, agar merencanakan kapan akan menikah, melahirkan dan mengatur jarak kelahiran. Tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan seribu hari awal kehidupan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement