Rabu 05 Jul 2017 19:42 WIB

Angka Laka Lantas Arus Mudik Jatim Meningkat

Kecelakaan lalu lintas saat mudik (ilustrasi).
Foto: Mahmud Muhyidin
Kecelakaan lalu lintas saat mudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama arus mudik dan balik Lebaran 2017 di Jawa Timur meningkat dari 786 kejadian pada 2016 menjadi 873 kejadian. "Dibanding 2016, kasus laka lantas di Jatim selama arus mudik dan balik Lebaran 2017 meningkat 87 kasus atau naik 11,07 persen," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat gelar rekapitulasi hasil "Operasi Ramadniya Semeru 2017" di Mapolda Jatim Surabaya, Rabu (5/7).

Jumlah korban meninggal dunia selama operasi tersebut juga mengalami kenaikan sebanyak 33,33 persen dengan 33 korban meninggal dunia. Sementara Tuban menjadi daerah dengan angka laka lantas terbanyak di Jatim dengan 65 kasus.

"Wilayah Jatim yang paling banyak angka laka lantas dan korban meninggal dunia masih tetap sama dari tahun ke tahun, yakni di wilayah Tuban, dengan jumlah 13 korban meninggal dunia selama 16 hari pelaksanaan Operasi Ramadniya Semeru 2017," kata Barung.

Posisi kedua terbanyak adalah Bojonegoro dengan 53 kasus, Malang 42 kasus, Nganjuk 40 kasus, dan Surabaya 37 kasus. Secara kualitas, korban meninggal dunia kedua paling banyak di wilayah Malang. Bedasarkan data dari Polres Malang, tercatat 12 korban meninggal dunia, disusul wilayah Banyuwangi 11 korban, Tulunggagung delapan korban, dan Magetan tujuh korban.

Barung menjelaskan, roda dua atau sepeda motor menduduki angka pertama jenis kendaraan yang terlibat laka lantas. Tercatat selama tahun 2017, sepeda motor yang terlibat laka lantas berjumlah 1.211 atau naik sebanyak 12,13 persen dibanding tahun 2016 yang hanya 1.080.

Barung mengaku belum mengkaji secara mendalam apakah jumlah kenaikan laka di Jatim disebabkan oleh faktor jalan atau human error. "'Traffic Bot di Indonesia yang berjalan dengan baik yakni milik Polda Jatim. Dengan adanya Traffic Bot dan titik tabraknya, akan dapat dirumuskan dan disimpulkan faktor apakah yang menyebabkan laka lantas itu terjadi," kata Barung.

Secara nasional, Jatim menempati urutan pertama kejadian laka lantas paling banyak. Hal itu dilihat dari penyampaian jumlah angka laka lantas secara real yang terjadi di lapangan. Sementara untuk petugas Polisi di wilayah lain, dia berpendapat kemungkinan belum banyak yang terekapitulasi petugas yang ada di lapangan.

"Kabag Penum Divhumas Polri Martinus Sitompul menyatakan, angka korban meninggal dunia pada saat H+1 Lebaran di Jatim mencapai 50 korban. Tetapi hari ini kita dapati sudah 132 korban yang meninggal dunia. Tidak terlalu jauh data dari Mabes Polri dengan data kita. Angka kecelakaan paling banyak yakni setelah arus balik Lebaran," kata Barung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement