Rabu 05 Jul 2017 17:15 WIB

Sepinya Pasar Tanah Abang Pascalibur Lebaran

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Sepinya Pasar Tanah Abang setelah lebaran idul fitri. Sebagian besar kios pun masih tampak tutup, Rabu (5/7).
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Sepinya Pasar Tanah Abang setelah lebaran idul fitri. Sebagian besar kios pun masih tampak tutup, Rabu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Tak seperti hari biasanya, lorong-lorong kios di Blok A, Blok B dan Blok F Pasar Tanah Abang tampak sepi. Bahkan, sebagian besar kios masih tampak tutup. Pembeli yang datang pun tidak sepadat saat bulan Ramadhan kemarin.

Para kuli panggul yang mengenakan seragam kaos berwarna biru juga tampak santai bersenda gurau. Sangat berbeda dengan hari biasanya yang sibuk membawakan barang belanjaaan para pembeli.

Pantauan Republika pada Rabu (5/7), di pintu masuk selatan Blok B lantai dasar, hanya sekitar lima kios yang buka yakni kios yang menjual baju gamis serta kerudung dan perlengkapan shalat. Hal serupa juga tampak di lorong-lorong kios Blok A ataupun Blok F yang juga menjual pakaian, tas serta aksesori. Keramaian baru tampak terlihat di Blok F Lantai 4 yang menyediakan seragam anak sekolah.

Risman (31 tahun) salah seorang pedagang aksesori di lantai dasar Blok A mengeluhkan sepinya pembeli sesudah lebaran. Lantaran sepinya pembeli, ia pun membanting harga aksesori yang ia jual.  "Sepi pembeli sejak habis lebaran, soalnya banyak juga kios yang masih tutup. Hari ini saja sampai siang belum sampai sepuluh lah pembelinya. Harga juga saya turunin, kalung yang biasanya Rp 25 ribu jadinya saya jual Rp 15 ribu saja," tuturnya saat berbincang dengan Republika di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pedagang lainnya, Yani (27) juga merasakan hal yang sama. Daya beli setelah lebaran, menurut Yani menurun drastis. Alhasil, jilbab serta kerudung yang dijual di tokonya diobral dengan harga yang lebih murah dari hari biasanya.  "Sepi memang sekarang, biasalah namanya habis lebaran. Ini pun juga obral sekalian habisin stok saja," ungkapnya.

Sementara itu salah seorang pembeli di Pasar Tanah Abang, Lasmi (45) mengaku sudah memprediksi sepinya Pasar Tanah Abang. Lasmi menyempatkan diri berbelanja di Pasar Tanah Abang, lantaran putri bungsunya baru akan masuk sekolah menengah pertama (SMP) pertengahan Juli ini.  "Saya sudah duga sih pasti masih banyak toko yang tutup, tapi ya Alhamdulillah juga beli sekarang harganya banyak yang obral, cuci gudang kan soalnya habis lebaran," ujar Lasmi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui ada penurunan daya beli di masyarakat. Namun, menurutnya, penurunan tersebut tidak signifikan.

Mendag menjelaskan, jika mengacu pada data asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan ritel memang turun sejak awal tahun. Namun, data Aprindo itu hanya data penjualan di toko fisik, belum termasuk penjualan online.

Meski belum memiliki angka riil penjualan ritel online, Enggar menyebut ada kecenderungan peningkatan penjualan online. "Kalau itu dikombinasikan, secara relatif penurunan itu tidak signifikan," ujarnya, usai menggelar halalbihalal di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (4/7).

Selain itu, Mendag memandang turunnya daya beli juga diakibatkan oleh perubahan pola belanja di masyarakat. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah lebih cerdas dalam mengalokasikan dana belanjanya. Kendati ada perubahan pola belanja, ia meyakini masyarakat tidak mengurangi konsumsinya untuk bahan pangan pokok.

Ia mengaku tak akan memaksa masyarakat untuk menambah konsumsi. Alasannya, bagi Enggar, masyarakat juga perlu didorong untuk menyisihkan dana mereka untuk ditabung. "Jadi konsumsi berjalan baik, tapi juga menabung dan mengatur pola belanja supaya positif."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement