REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa pekan terakhir, kasus jamaah umrah yang gagal berangkat ke tanah suci sepi dari pemberitaan media massa. Sementara, uang ribuan jamaah yang mendaftar di travel nakal tersebut belum juga dikembalikan oleh travel nakal. Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) belum juga mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi pun menilai Kementerian agama tidak serius dalam mengurus kasus yang terus terulang tersebut. "Itu tulis itu Menteri Agama kok ngurusin umrah enggak becus. Ada apa di balik Kementerian Agama yang memble ngurusi umrah itu. Kami meragukan bahwa kemenag tidak serius menangani jamaah umrah," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/7).
Tulus menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya juga sudah mengirimkan surat pengaduan krpada Kemenag. Namun, kata dia, jawaban Kemenag sangat normatif terkait calon jamaah umrah yang gagal berangkat, termasuk calon jamaah umrah First Travel dan Hannien Tour.
Padahal, menurut dia, yang paling bertanggung jawab terkait maraknya kasus tersebut adalah Kementerian Agama. "YLKI sudah mengirimkan surat pengaduan terhadap Kemenag dan sudah dijawab. Tapi jawabannya sangat normatif. Jadi YLKI sangat mempertanyakan kompetensi kemenag dalam menangani masalah ini," kata Tulus.