Selasa 04 Jul 2017 14:43 WIB

Malik Fadjar: Silaturahim Hadirkan Optimisme dan Kejernihan

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr Malik Fadjar MSc.
Foto: UMM
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr Malik Fadjar MSc.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr Malik Fadjar MSc dalam tausiyahnya pada gelaran Halalbihalal UMM, Senin (3/7) menegaskan, kita semua wajib bersyukur atas nikmat kesempatan melalui Ramadhan. Syukur ini perlu terus-menerus dijadikan kekuatan untuk memandang masa depan, berpikir optimis dan jernih dalam menjalani kehidupan.

“Usia boleh menua, tapi pikiran dan pandangan harus tetap segar dalam memandang masa depan,” ujarnya.

Bersyukur, lanjut Malik, harus selalu ditingkatkan agar bisa memainkan peranan ketaqwaan, keimanan, dan kemanusiaan. Terlebih, bulan Syawal diibaratkan Malik sebagai bulan menjalin silaturrahim. Melalui silaturrahim, kata Malik, rezeki akan banyak mengalir dalam kehidupan.

“UMM harus terus didukung rasa syukur oleh segenap penghuninya, pandangan yang jernih, persahabatan yang ikhlas, dan semangat memberi makna yang besar untuk generasi penerus. Generasi penerus dapat dimaknai sebagai anak didik di lingkungan kampus, atau anak-anak kita dalam keluarga,” kata Malik.

Merujuk pada perintah berpuasa pada Alquran surat Al-Baqarah ayat 183, Malik menegaskan tujuan berpuasa ialah menjadikan manusia sebagai makhluk yang bertaqwa. Taqwa, menurut Malik adalah nilai mulia yang bersarang di hati. Setelah sebulan berpuasa, manusia mestinya mempunyai satu kekuatan yang dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah inner beauty. Dalam Islam, inner beauty dikenal sebagai hanif.

“Taqwa itu hanif, menebar kebajikan memihak kebenaran, dan selalu ingin berbuat yang terbaik. Misalnya dalam menyambut mahasiswa baru, layani dengan kekuatan hati yang peduli dan munculkan inner beauty yang kita miliki,” kata Malik.

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menyatakan dalam Islam, setelah iman ialah kemanusiaan. Oleh karenanya, UMM tak lelah mengembangkan nilai keimanan dan kemanusiaan. "Qori yang membaca ayat suci Alquran dalam pembukaan tadi ialah petugas kebersihan di UMM. Ini salah satu cara UMM mengembangkan nilai kemanusiaan,” ujar Fauzan.

Hidup di tengah dinamika masyarakat berbangsa dan bernegara, UMM terus bahu–membahu memberikan yang terbaik. Akhirnya, halal bi halal menjadi momen untuk menjernihkan kembali  lahir dan batin antarkeluarga besar UMM dan menjadikan hari esok sebagai harapan bagi generasi baru.

Halal bi halal keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) digelar setelah libur Hari Raya Idul Fitri, di UMM Dome. Kegiatan ini dihadiri seluruh jajaran rektorat, dekanat, dosen, dan karyawan beserta keluarganya. Selain untuk silaturrahim, halal bihalal ini juga menjadi momen meningkatkan syukur dan siap memulai kembali aktivitas di Kampus Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement