REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan mengkaji seluruh proses penerimaan calon taruna dengan membawa bukti hasil penilaian, untuk diinvestigasi terkait kisruh penerimaan calon Akpol di Polda Jabar beberapa waktu lalu. "Kami membawa semua hasil-hasil nilai yang sudah diperoleh, terutama nilai yang sampai tingkat terakhir," ujar Asisten Kepala SDM Irjen Pol Arief Sulistyanto di Mapolda Jabar, Sabtu.
Arief mengatakan, seluruh nilai tersebut akan dibawa ke Jakarta dan akan dilakukan verifikasi dari pemeriksaan kesehatan (Rikkes) pertama hingga adanya keputusan panitia daerah yang mengadakan Rikkes ulang yang membuat orang tua calon Akpol marah.
"Mulai Rikkes satu yang gugur siapa yang lanjut siapa, yang lolos siapa itu ada keputusannya. Semua keputusan-keputusan kita kumpulkan semuanya. Termasuk keputusan untuk melakukan Rikkes ulang bagaimana hasilnya. Kenapa pada waktu Rikkes pertama nilainya bagus, Rikkes kedua tidak bagus," kata dia.
Dari seluruh hasil penilaian, Polri juga akan melakukan verifikasi terhadap dokter yang melakukan pemeriksaan. Terlebih, dengan adanya kejanggalan perbedaan nilai dari Rikkes pertama dengan Rikkes ulang.
"Ini nanti akan kita verifikasi dengan dokter yang melakukan pemeriksaan, ini dokter A meriksa nilainya bagus, dokter B meriksa kok nilainya jelek, siapa yang nggak benar. Apakah dokter A atau dokter B? Atau memang kenyataannya nggak benar. Ini nanti akan ditemukan," kata dia.
Menurutnya, pemeriksaan tidak akan melibatkan Kapolda Jabar maupun panitia, dengan turunnya Polri ke Polda Jabar untuk membantu dan membereskan kekisruhan. "Kita datang ke sini untuk membantu pak Kapolda karena Kapolda kerjaannya banyak jadi tugas assisten itu membantu Kapolri membantu Kapolda. Membantu tugas Kapolda kita turunkan tim untuk membantu, mudah-mudahan bisa selesai tidak terjadi kegaduhan," katanya.