Kamis 29 Jun 2017 00:30 WIB

Lemkapi: Teror Sasar Polisi Warnai Tren Kejahatan 2018

Personel Brimob berjaga di dekat pos polisi Mapolda Sumut pasca peristiwa penyerangan, di Medan, Sumatera Utara (Ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Personel Brimob berjaga di dekat pos polisi Mapolda Sumut pasca peristiwa penyerangan, di Medan, Sumatera Utara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kajian Kepolisian (Lemkapi) memperkirakan aksi teror masih akan mewarnai tren kejahatan pada 2018 dengan sasaran utama anggota dan markas kepolisian. "Kami berpandangan, ada pergeseran sasaran pelaku teror," kata Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (28/6).

Edi Hasibuan mengatakan, berdasarkan penelitian di lapangan dari tahun ke tahun menyimpulkan ada kecenderungan pergeseran dari sasaran obyek vital berupa perkantoran milik asing dan tempat ibadah kini bergeser kepada sasaran obyek markas kepolisian dan anggotanya. Pihaknya pun memuji penanganan Polri terhadap pemberantasan kejahatan terorisme selama ini yang dinilainya cepat.

Edi mengatakan, Lemkapi mencatat dalam dua tahun terakhir, ada dua markas polisi yang menjadi sasaran teror yakni Polres Banyumas dan Polres Surakarta serta ada empat anggota Polri yang tewas dan delapan polisi mengalami luka berat, termasuk teror bom di Terminal Kampung Melayu. Untuk jumlah keseluruhan anggota Polri yang menjadi sasaran teror yakni korban tewas ada 41 orang dan 81 orang mengalami luka berat.

"Untuk itu, kami minta kepada Polri, tingkatkan kewaspadaan dalam melayani masyarakat dan perketat pengamanan dalam menjaga markas polisi. Hanya dengan upaya itu Polri akan lebih siap dan lebih profesional memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat," kata Edi.

Sementara Penasehat Lemkapi Faisal Santiago mengatakan, tren kejahatan lain yang juga akan terus meningkat di 2018 adalah kejahatan narkoba. Pintu masuk narkoba ke Indonesia, ujar Faisal diperkirakan akan semakin banyak masuk lewat jalur-jalur pelabuhan tikus yang tersebar luas di berbagai pulau terpencil.

"Kita harapkan jalur ini dijaga ketat oleh aparat Polri dan BNN serta tingkatkan operasi dan patroli di lautan untuk menggagalkannya," kata Faisal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement