Rabu 28 Jun 2017 17:10 WIB

Jalan di Kabupaten Banyumas Masih Didominasi Wisatawan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Hazliansyah .
  Petugas polisi mengatur lalu lintas arus mudik saat penerapan satu arah di Jalan Sasak Beusi, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jumat (23/6).
Foto: Mahmud Muhyidin
Petugas polisi mengatur lalu lintas arus mudik saat penerapan satu arah di Jalan Sasak Beusi, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jumat (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Dua hari setelah Lebaran, sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Banyumas masih mengalami kepadatan yang luar biasa. Termasuk di jalur utama selatan yang menjadi jalur utama pemudik. Arus lalu lintas masih didominasi aktivitas warga hendak pergi ke lokasi wisata maupun hendak bersilaturahmi.

"Arus mudik kemungkinan baru akan berlangsung mulai Kamis dan mencapai puncaknya pada Jumat dan Sabtu," jelas Kepala Bidang Rekayasa dan Prasarana Lalu Lintas Dinas Perhubungan Banyumas Hermawan, Rabu (28/6).

Dari pemantauan, arus lalu lintas di jalur utama selatan, mulai tersendat sejak perbatasan Kebumen-Banyumas hingga Wangon. Kemacetan lebih sering disebabkan adanya perlintasan KA dan juga persimpangan yang seluruh ruas jalannya dipadati kendaraan. Ada juga beberapa aktivitas pasar di pinggir jalan yang menyebabkan laju kendaraan tersendat.

Di sejumlah ruas jalan arteri menuju Kota Purwokerto, laju kendaraan juga tersendat. Antara lain di jalur antara Rawalo Patikraja, Wangon-Ajibarang, dan Banyumas-Sokaraja. Kemacetan di jalur-jalur tersebut, lebih didominasi akibat kepadatan lalu lintas yang ada di persimpangan.

Kondisi ini, menyebabkan antrean kendaraan menjadi cukup panjang hingga beberapa kilometer. Di jalur selatan, antrean kendaraan memanjang di beberapa lokasi. Antara lain mulai dari Sumpyuh hingga perempatan Buntu Kemranjen, dari Buntu hingga Sampang, Sampang hingga Rawalo, Jatilawang, dan juga Wangon. Demikian juga dari Wangon hingga Ajibarang, dan Ajibarang hingga perbatasan Banyumas-Brebes.

"Kadang laju kendaraan memang harus berhenti, namun beberapa saat kemudian bisa berjalan lagi," jelas Hermawan.

Untuk mengantisipasi kemacetan, dia mengatakan sudah menerjunkan petugas di sepanjang ruas jalan yang dinilai menjadi simpul kemacetan. Bersama petugas dari kepolisian, petugas Dishub mengatur lalu lintas di persimpangan-persimpangan agar tidak terkunci.

Selain itu, di beberapa lokasi persimpangan juga dilakukan rekayasa lalu lintas. Antara lain, dengan merekayasa lampu pengatur lalu lintas dengan hitungan lampu hijau selama 80 detik untuk arus yang padat, dan 20 detik untuk arus yang tidak terlalu padat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement