REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Badan PBB UNODC menekankan pentingnya untuk meningkatkan kerja sama bidang yang berdampak besar dan dirasakan langsung masyarakat yaitu pemberantasan korupsi, terorisme, peredaran narkoba, dan pencurian ikan.
Hal itu disampaikan Dubes RI Wina Dr. Darmansjah Djumala selaku Wakil Tetap RI yang terakreditasi pada United Nations Office in Vienna (UNOV) setelah menyerahkan surat kepercayaan kepada Direktur Jenderal UNOV yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif UNODC, Duta Besar Yury Fedotov.
Acara bertempat di Sekretariat United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) di Wina, Austria, kata Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari kepada Antara, Sabtu.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Yury Fedotov , secara khusus, Dubes Djumala menyoroti kejahatan perikanan yang dewasa ini semakin marak terjadi, tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia.
Kejahatan perikanan telah berkembang menjadi kejahatan transnasional yang sangat serius dan terorganisir.
Banyak pihak yang melakukan kejahatan pencurian ikan terlibat juga dalam aktifitas kejahatan transnasional terorganisir lainnya seperti pencucian uang, suap, penyelundupan narkoba, penyeludupan senjata, perdagangan orang, kerja paksa, kejahatan perpajakan, penyelundupan barang, dan sebagainya.
Pada kesempatan tersebut Dubes Djumala menyampaikan perkembangan positif kerja sama antara Indonesia dan UNOV, khususnya UNODC, yang telah diraih selama ini, dan sekaligus menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk terus memerangi kejahatan transnasional terorganisir dan korupsi.
Duta Besar Djumala juga menyampaikan keprihatinannya bahwa perhatian masyarakat internasional atas kejahatan perikanan masih terbilang rendah, meskipun dampak negatif kejahatan perikanan terbukti sangat merugikan.
Sehubungan dengan hal itu, Dubes Djumala menegaskan pentingnya UNODC dalam kapasitasnya memberikan perhatian khusus terhadap kejahatan transnasional terorganisir di bidang perikanan dan turut berperan aktif, baik dalam bentuk peningkatan kesadaran masyarakat (raising awareness) maupun bantuan teknis (technical asssistance) dalam upaya memberantas kejahatan perikanan.
Dubes Fedotov menyambut hangat kedatangan Dubes Djumala di Wina, serta menyampaikan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, khususnya KBRI/PTRI Wina yang telah terjalin dengan baik selama ini.
Dubes Fedotov memandang Indonesia merupakan salah satu key countries dan champion dalam isu-isu yang merupakan ranah UNODC. Secara khusus, ia meyampaikan apresiasi atas peran aktif dan kontribusi Indonesia pada UNODC, antara lain atas komitmen dan kerja keras Indonesia selama menjadi Presiden United Nations Convention against Transnational Organized Crime (UNTOC) periode 2012-2014.
UNODC merupakan badan PBB yang berperan penting dalam upaya memerangi kejahatan transnasional, termasuk terorisme, perdagangan obat terlarang dan korupsi.
UNODC mendapat mandat membantu negara anggota PBB melalui tiga pilar program kerja, yaitu bantuan teknis guna membangun kapasitas negara anggota, kegiatan riset, dan mendorong ratifikasi dan implementasi konvensi internasional terkait seperti UNTOC dan UNCAC ke dalam legislasi nasionalnya.