REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum ada tokoh reformasi dari alumni Organisasi Mahasiswa Cipayung Plus yang mengisi kepemimpinan bangsa. Hal tersebut menjadi bahasan diskusi yang dilaksanakan oleh Pengurus Koordinator Cabang pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PKC.PMII) Sumatera Utara di Amaliun Food Court Medan, Kamis (22/6).
Ketua Umum, DPD IMM, Budi Setiawan dan Ketum PW Himmah Sumut, Nurul Yakin Sitorus sepakat, pemimpin masa depan harus sederhana, lahir dari kalangan santri dan berpengalaman serta dapat merekatkan perbedaan suku dan agama di Indonesia.
Sementara, Ketua Umum DPD KAMMI Sumut, Supandi menambahkan Kepemimpinan masa depan harus lahir dari kalangan aktifis, muda dan masih enerjik, bukan hanya hebat di dunia akademik. Tetapi juga suskes di politik.
“Cak imin cakap dan layak untuk diusung," tegas Ketua PKC.PMII Sumatera Utara, Boby Niedhal Dalimunthe. Dikatakannya, Cak Imin adalah mantan Ketua Umum PB PMII dan juga terlibat langsung dalam proses reformasi 1998.
Menurut Ketum Badko HMI Sumut, Septian Fujiansya chaniago, jika melihat rekam jejak Cak Imin, kebijakannya sangat banyak mempengaruhi perubahan sistem politik indonesia, sehingga potensi dijegal lawan sangat besar.
“Kontribusi kelompok cipayung sangat penting, pastinya kita memiliki peluang besar memimpin bangsa, kita tidak hanya ada pasca reformasi, jauh sebelum reformasi kita sudah banyak berbuat," kata dia.
Ketum KORDA GMNI Sumut, Charles Munthe mengungkapkan Cak Imin adalah sosok penggerak aktifis yang inspiratif, Hubungan kader NU dengan Soekarno sangatlah dekat."Maka hubungan kami dengan NU bukanlah hal yang baru," kata dia.