Rabu 14 Jul 2021 21:32 WIB

Bima Arya: Pemimpin Harus Bersikap Satu Kata dan Perbuatan

Jika pemimpin tidak punya hal tersebut, maka instruksinya tak akan ditaati bawahan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR  -- Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan pemimpin harus memiliki sikap satu kata dan perbuatan. Dengan demikian sistem dapat bekerja baik serta instruksi dan arahan ditaati oleh jajarannya. Jika pemimpin tidak punya hal itu, maka arahannya tidak akan dipatuhi.

Hal itu Bima Arya sampaikan saat menjadi narasumber secara virtual pada kegiatan Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (Stula PKP) Kejaksaan RI Angkatan I dan IV Tahun 2021, Rabu.

Baca Juga

"Satu kata dan perbuatan ini, menjadi faktor paling utama bagi pemimpin. Bagi saya pribadi, hal ini tidak mudah tapi harus saya lakukan," katanya.

Menurut Bima Arya, ketika dirinya menginstruksikan para kepala dinas untuk bekerja all out memberikan pelayanan kepada warga, dan sebagai wali kota dirinya juga harus responsif.

"Ketika semua ASN saya minta disiplin dengan jam kerja, maka saya juga harus disiplin pada jam kerja. Ketika saya minta semua dinas untuk saling berkolaborasi, maka saya harus memberikan contoh. Ketika satu kata dan perbuatan itu berjalan, maka semuanya akan berjalan efektif," katanya lagi.

Bima Arya yang berbicara secara virtual dari kediaman pribadinya di Kota Bogor menyatakan, pada saat ini sangat penting berkolaborasi dan berinovasi dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada warga. Menurutnya, Kota Bogor telah menerapkan pelayanan dengan kolaborasi dan inovasi, seperti penerapan smart city melalui Mal Pelayanan Publik, aplikasi pengaduan Sibadra, dan sebagainya.

Bima Arya menjelaskan, Pemerintah Kota Bogor juga secara rutin mengundang para pakar di bidangnya untuk berbagi ilmu dan pengalaman, untuk melengkapi kapasitas keahlian jajarannya.

Sedangkan untuk menyampaikan informasi kepada warga, Pemerintah Kota Bogor memanfaatkan literasi digital melalui layanan berbasis teknologi informasi. Menurut Bima Arya, saat ini adalah era kolaborasi dan sinergi, dengan melibatkan lima unsur pentahelix, yakni pemerintah, sektor swasta, kampus, komunitas, dan media. "Kelima unsur itu harus terlibat secara maksimal dalam mendorong perubahan secara efektif," katanya lagi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement