REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan para prajuritnya untuk selalu dekat dengan rakyat. Sebab, menurutnya, sejarah perjuangan Indonesia menunjukan, yang merebut kemerdekaan bangsa ini bukanlah TNI, melainkan rakyat.
"Sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI menunjukkan bahwa yang merebut kemerdekaan RI bukan TNI, karena TNI lahir setelah kemerdekaan. Tetapi yang merebut kemerdekaan adalah seluruh rakyat Indonesia," kata Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (19/6).
Gatot kemudian mengisahkan sejarah terbentuknya TNI yang juga berasal dari para ulama, santri dan juga para pejuang lainnya. Dia menjelaskan, setelah kemerdekaan diraih, sebagian dari para pejuang, termasuk para ulama dan santri ada yang kembali ke profesinya masing-masing. tapi, ada pula sebagian lainnya yang terpanggil untuk menjaga Keamanan Rakyat dengan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang terus berkembang dan saat ini dikenal dengan nama TNI.
"Setelah merdeka, para pejuang kemerdekaan termasuk para ulama dan santri kembali ke profesinya masing-masing. Tapi, sebagian ulama dan santri tetap mendedikasikan pengabdiannya untuk menjaga keamanan rakyat dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai cikal bakal TNI," ucap Gatot.
Gatot juga mengingatkan, para prajurit serta seluruh rakyat Indonesia untuk selalu menjaga persatuan. Sebab, perjuangan rakyat Indonesia yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil, karena masih bersifat kedaerahan. Kemudian, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, dan muncul lah rasa persatuan dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928.
"Maka hanya memerlukan waktu 17 tahun kemerdekaan bisa direbut. Bangsa ini bergotong-royong dipelopori oleh para pahlawan, ulama dan santrinya serta rakyat sehingga dapat merebut kemerdekaan dengan senjata apa adanya,” kata Panglima.