Rabu 14 Jun 2017 16:51 WIB

Dirut Transjakarta Duga Pelaku Bom Molotov Bukan Karyawan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Ratusan karyawan kontrak PT Transjakarta melakukan aksi unjuk rasa di kantornya yang berada di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, Senin (12/6).
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Ratusan karyawan kontrak PT Transjakarta melakukan aksi unjuk rasa di kantornya yang berada di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rumah Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono dilempari bom molotov pada Selasa (13/6) malam. Budi enggan menduga pelemparan tersebut terkait aksi demonstrasi karyawan kontrak Transjakarta sebelumnya.

Ia menceritakan kronologis pelemparan bom molotov di rumahnya. Budi mengatakan ia pulang lebih awal dari sebuah acara. Sekitar pukul 20.30 WIB, Budi yang sedang menonton televisi tiba-tiba melihat ada cahaya terang di luar rumah.

"Terus kita lihat keluar ada letupan kecil keluar dan ternyata ada api. Hujan besar otomatis keluar cari tahu. Ternyata ada satu gumpalan kain keluar api. Apinya nggak begitu besar karena hujan. Karena tetangga seberang lihat juga. Di depan lagi nunggu antar makanan jadi dia bisa menyaksikan. CCTV juga ada. Akhirnya kita matiin cepat-cepat. Tetangga sebelah kasih kain basah untuk tutup," ujar Budi menjelaskan di Balai Kota, Rabu (14/6).

Budi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Ia mengatakan rumahnya saat ini dijaga oleh polisi. Ia mengaku tidak mengetahui apakah itu bom molotov atau bukan.

"Saya nggak ngerti bom molotov itu apa. Tapi yang penting ada kain, ada gelas pecahan kaca, terus kayak ada bau minyak tanah, bau bensin," katanya.

Meski demikian, Budi mengaku yakin peristiwa tersebut tidak ada hubungannya dengan aksi mogok kerja karyawan kontrak PT Transjakarta. "Saya nggak tahu, saya nggak bisa duga. Tapi kok saya yakin ini bukan karyawan, saya yakin bukan, " ujarnya.

Ia memiliki alasan terkait keyakinannya bahwa pelakunya bukanlah karyawan kontrak Transjakarta. "Tuntutan is tuntutan, silakan. Permintaan petisi setelah mereka kita juga nggak masalah. Ada beberapa keluhan yang menurut kami itu juga harus diperbaiki, kita langsung perbaiki kok. Karena kan walau bagaimana pun hubungan atasan dengan bawahan, perusahaan dengan karyawan, itu penting ya," ujarnya. "Tapi nggak mungkin sampai kayak begini, harusnya ya. Tapi menurut saya daripada kita berpolemik ya nunggu penyelidikan polisi saja ya, kan ini sudah ditangani ya " katanya.

Sebelumnya, kediaman Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di Jalan Bandeng II Nomor 2, RT 14, RW 5, Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada Selasa (13/6) malam. Kejadian itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 20.40 WIB.

Teror bom molotov itu terjadi saat Budi sudah berada di dalam rumah. Tiba-tiba dia mendengar letupan ledakan api di halaman parkir kendaraan di teras rumahnya. "Mendengar suara leputan seperti ledakan kecil, kemudian korban keluar rumah dan melihat api sudah menyala di teras rumah. Tepatnya samping mobil korban yang diparkir di garasi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabu (14/6) pagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement