REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pemerintah untuk tidak mengendorkan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang selama ini sudah berjalan.
"Di negeri ini, angka kemiskinan, saudara-saudara yang tidak mampu dan miskin masih relatif tinggi," katanya saat Safari Ramadhan Partai Demokrat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang, Selasa (13/6).
Pada Safari Ramadhan yang berlangsung di Hotel Gumaya Tower, Semarang itu, SBY hadir didampingi Ani Yudhoyono, beserta kedua putranya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Meski ketika era pemerintahannya dulu sejak 2007 angka kemiskinannya terus menurun, diakui Ketua Umum Partai Demokrat, dari 250 juta rakyat Indonesia angka kemiskinannya masih tetap tinggi. SBY mengatakan, ada dua persoalan yang dihadapi bangsa, pertama, kemiskinan sehingga menjadi tugas negara, pemerintah, dan kita semua bersama-sama untuk menurunkan angka kemiskinan.
"Program pengentasan kemiskinan yang dulu dijalankan dengan sangat masif dan intensif, ke depan, harapan dan saran kepada negara dan pemerintah saat ini. Jangan dikendorkan, apalagi dihilangkan," katanya.
Persoalan kedua, kata dia, ketimpangan atau sering disebut kesenjangan sosial dan ekonomi yang sebenarnya bukan hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara emerging economies. Kalau sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, yakni lebih dari empat persen, lanjut dia, konsekuensi yang tidak disadari adalah terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi yang makin lebar.
"Makanya, kami harus terus mengingatkan kader-kader Demokrat yang ada di pemerintahan untuk menjalankan agar apa yang dibangun pemerintah pusat dan daerah bukan hanya serba benda," katanya.
Pembangunan yang dilakukan, kata dia, bukan hanya sebatas infrastruktur atau serba materi tetapi juga manusianya untuk lebih meningkatkan harkat dan martabat rakyat yang masih miskin dan belum mampu.
"Anggaran untuk membangun infrastruktur dengan anggaran untuk mengurangi kemiskinan harus berimbang. Kita ingin infrastruktur makin baik, tetapi rakyat tidak boleh ditelantarkan lantaran anggarannya kurang," katanya.
Selain itu, SBY juga mengingatkan pemerintah untuk mendorong perusahaan-perusahaan besar dan raksasa yang ada di Indonesia untuk membantu upaya mengurangi angka kemiskinan.
"Pemerintah harus mendorong perusahaan, bisnis, terutama yang besar dan raksasa untuk meningkatkan apa yang disebut CSR (corporate social responsibility), Bentuknya apa? Berikan bantuan kepada masyarakat, utamakan mereka yang tergolong ekonomi lemah," katanya.