REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter yang berpusat di Kota Sukabumi, Jawa Barat tidak mempengaruhi aktivitas nelayan Kabupaten Sukabumi seperti di Palabuhanratu, Ciracap, dan Cisolok. "Aktivitas nelayan masih normal walaupun pagi harinya sekitar pukul 06.15 WIB terjadi gempa bumi yang getarannya cukup kencang dirasakan," kata Kasi Operasional Pelabuhan Bagian Data Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Tatang Suherman di Palabuhanratu, Senin (12/6).
Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada nelayan untuk selalu waspada akan potensi gempa susulan yang kekuatannya lebih besar dan berpotensi tsunami. Ia pun mengingatkan, nelayan tidak perlu panik dan jangan mempercayai berita atau informasi hoaks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menurut Tatang, aktivitas nelayan baik yang berangkat maupun pulang melaut masih seperti biasa dan kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tetap normal pascagempa. Selain itu, kondisi gelombang pun tidak menunjukan ada perubahan setelah gempa berlangsung, padahal pusatnya terjadi di tengah laut selatan Sukabumi. "Nelayan sudah paham dengan kondisi alam dan jika ada potensi terjadinya tsunami pasti alarm tanda bahaya berbunyi dan Tsunami Early Warning System (TEWS) atau sistem peringatan dini tsunami akan memberikan informasi," tambahnya.