Ahad 11 Jun 2017 20:26 WIB

Syukuran WTP, Pemkab Purbalingga Gelar Tahajud Bersama

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Shalat Tahajud Berjamaah (ilustrasi)
Foto: Antara
Shalat Tahajud Berjamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang pertama kali diperoleh Pemkab Purbalingga dari BPK, disikapi Pemkab dengan menggelar berbagai acara syukuran. Antara lain dengan menggelar acara shalat tahajud bersama, makan sahur bersama, dan shalat shubuh bersama, pada Sabtu (10/6) dinihari WIB. Bahkan karena pesertanya mencapai ribuan orang, ketika acara ini dicatatkan dalam rekor MURI.

''Kegiatan ini kira gelar bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas segala karunia yang diberikan Allah pada kita semua, khususnya masyarakat dan ASN jajaran Pemkab Purbalingga,'' jelas Bupati Purbalingga Tasdi dalam acara tersebut.

Acara shalat Tahajud, makan sahur dan shalat subuh bersama tersebut, digelar di Stadiun Guntur Darjono Kota Purbalingga. Sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Purbalingga yang beragama Islam, hadir dalam acara tersebut. Pihak MURI yang melakukan penghitungan jumlah peserta, tercatat ada 9.113 ASN yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Bupati Tasdi hadir bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Ketua TP PKK Erny Widyawati Tasdi, Forkopimda dan seluruh pejabat pemkab Purbalingga. Tasdi juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh ASN dan para kepala desa dan perangkat yang telah hadir dan mengikuti acara tersebut.

Dalam sambutannya, Bupati menyatakan dalam acara tersebut semua ASN akan melakukan makan sahur dengan menggunakan produk nasi pithi. Paket nasi yang dibungkus besek tersebut, merupakan  paket nasi dengan lauk sayur tempe, oseng mie, ayam goreng, telur rebus, dan peyek kedelai.

''Nasi pithi ini meruapakan produk asli Purbalingga, selain sehat, kemasan nasi pithi juga terbuat dari anyaman bambu sehingga ramah lingkungan. Acara ini juga sekaligus launching nasi pithi yang dibuat oleh UMKM Purbalingga sebagai kuliner khas Purbalingga,'' katanya.

Tokoh agama Purbalingga, KH Nurkholis Masrur, dalam tausiyah yang disampaikan dalam acara tersebut, menyatakan acara sholat Tahajud, makan sahur, dan sholat subuh bersama yang dilakukan ribuan ASN, bukan dimaksudkan untuk riya atau pamer. ''Tidak semua ibadah yang kita lakukan bersama-sama bisa dianggap riya,'' jelasnya.

Soal sholat tahajud yang dilaksanakan secara berjamaah, KH Nurkholis menjelaskan tidak ada ketentuan dalam Islam bahwa shalat tahajud harus dilaksanakan sendiri. Untuk itu, bila kemudian dilakukan secara berjamaah, menurut dia juga tidak ada salahnya. ''Tentunya, Allah akan tetap memperhitungkan semua ibadah shalat yang kita lakukan,'' jelasnya.

 Kepada para ASN yang hadir, dia juga mengingatkan bahwa menjadi ASN adalah merupakan salah satu bentuk ibadah. ''Kalau bekerja bukan bagian ibadah, maka percuma waktu kita habis hanya untuk bekerja. Padahal  Allah SWT telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah,'' jelasnya. 

Executive Manajer MURI, Sri Widayati, dalam kesempatan itu mengatakan dalam kurun waktu 1,5 tahun, Kabupaten Purbalingga telah mencatatkan rekor MURI sebanyak 17 rekor. Sebelumnya telah dicatatkan 13 rekor dan hari ini ada tiga rekor baru yakni Shalat Tahajud Berjamaah, Makan Sahur Bersama dan Shalat Subuh Berjamaah terbanyak.

''Yang diajukan kepada kami rencananya ada 8.000 ASN. Namun setelah kami verifikasi ternyata mencapai 9.113 ASN,'' ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement