REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan Komas HAM telah membentuk tim pemantau penyelidikan untuk membantu kepolisian mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Tim tersebut membangun koordinasi aktif dengan kepolisian.
"Kami selalu berbagi informasi jika misalnya kami dapat temuan, yang sekiranya bisa membantu proses penyelidikan," ungkap Natalius saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (10/6).
Natalius mengatakan banyak pihak lain yang turut membantu dan mendukung proses penyelidikan. Namun intinya, semua pihak harus tetap menghormati dan memberikan kepercayaan penuh pada institusi kepolisian sebagai pihak yang berwenang menangani kasus tersebut.
"Mari kita saling bahu membahu ungkap pelakunya," kata Natalius.
Sebelumnya diberitakan, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras sepulang salat subuh pada Selasa (11/4). Untuk mengungkap pelaku penyiraman terhadap Novel, aparat kepolisian telah memeriksa kurang lebih sebanyak 14 saksi yang dulu berada di sekitar kejadian saat Novel disiram.
Pada Selasa (9/5), Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial AL yang diduga merupakan penyerang Novel. Namun, pada Sabtu (13/5), setelah diselidiki dan diperiksa lebih lanjut, Kabid Humas Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memastikan AL bukan pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Novel saat ini masih menjalani proses pengobatan di salah satu rumah sakit di Singapura dengan biaya pengobatan yang ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).