Rabu 07 Jun 2017 04:00 WIB

Ini Isi Kunjungan Menlu Retno ke Nigeria

Rep: Dyah Ratna Metha Novia/ Red: Andri Saubani
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan pers terkait perkembangan WNI terdampak operasi militer Marawi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (30/5).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan pers terkait perkembangan WNI terdampak operasi militer Marawi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi  mengunjungi Wakil Presiden Nigeria Yemi Osinbajo di Abuja, Nigeria (5/7). Kunjungan kehormatan ini dilaksanakan setelah pertemuan bilateral Retno dengan Menlu Nigeria membahas upaya-upaya strategis bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Pada kesempatan pertemuan tersebut, Retno secara resmi menyerahkan undangan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Nigeria untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2017.

Kepada Wapres Nigeria, Retno menyampaikan minat Indonesia untuk merevitalisasi perdagangan bilateral yang terus turun dalam lima tahun terakhir. Salah satunya dengan pembentukan Preferential Trade Agreement, termasuk dengan ECOWAS serta skema perdagangan langsung migas antara kedua negara.

Dalam siaran pers Kementeria Luar Negeri, Selasa, (6/6), Wapres Nigeria menyampaikan dukungannya terhadap upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Ia juga menyampaikan komitmen untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang mempermudah perdagangan dan investasi Indonesia di Nigeria, salah satunya dengan penurunan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif.

Wapres Nigeria juga menyampaikan bahwa terdapat peluang besar bagi Indonesia untuk investasi di sektor pertanian. Selain memiliki pasar yang besar, Nigeria juga memiliki akses yang luas ke negara-negara Afrika Barat lainnya.

Retno juga mengajak Nigeria untuk dapat bergabung dalam The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Partisipasi Nigeria, dinilai turut berkontribusi dalam menstabilkan harga minyak sawit serta meningkatkan nilai jual produk sawit dan turunannya. "Kami harus berupaya untuk terus menciptakan terobosan dan mekanisme baru serta memperluas sektor kerja sama,” ujar Retno.

Ia juga menyampaikan kesiapan Indonesia melanjutkan pembahasan kerja sama industri strategis, terutama di bidang pertahanan. Sebagai catatan, Nigeria telah  mengindikasikan keinginannya melakukan kontrak dagang dengan perusahaan industri strategis Indonesia untuk pembelian pelengkapan militer seperti senjata, kendaraan lapis baja, dan pesawat terbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement